Hutama Karya Rampungkan Paket II Bendungan Ameroro Tepat Waktu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Hutama Karya berkomitmen menyelesaikan proyek-proyek yang digarap perseroan tepat waktu, terutama Proyek Strategis Nasional (PSN). Salah satu proyek yang baru dirampung adalah bendungan Ameroro.

Bendungan Ameroro merupakan PSN yang terletak di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Proyek ini telah diresmikan Presiden  Joko Widodo pada Selasa (14/5). Paket II proyek tersebut digarap lewat kerja sama operasi (KSO) antara Hutama Karya dan Adhi Karya.

Bendungan Ameroro merupakan bendungan ke 40 yang telah dibangun oleh pemerintah selama 10 tahun terakhir. Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 88 juta m3, luas genangan 398 Ha serta dapat mereduksi banjir di wilayah Konawe dan sekitarnya.


Baca Juga: Jokowi Siapkan Rp 15 Triliun untuk Pembangunan Jalan di Daerah Tahun Ini

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim menjelaskan, pembangunan Bendungan Ameroro dengan luas lahan sebesar 578,78 Ha, telah dimulai sejak bulan April 2021. Pembangunannya rampung pada Oktober 2023,  lebih awal dari target rencana kontrak yang harusnya selesai pada November 2023.

“Hutama Karya menunjukkan komitmennya dalam menyelesaikan Bendungan Ameroro, yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan tepat waktu, tepat mutu serta zero accident,” ujar Adjib dalam keterangan resminya, Rabu (15/5).

Dalam proses percepatan pembangunannya,  kata Adjoin, Hutama Karya menerapkan Green Construction yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan, meningkatkan efisiensi dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan didukung teknologi Building Information Modelling (BIM) yang mengintegrasikan proyek dari perencanaan hingga pelaksanaan agar berjalan secara efektif.

Baca Juga: Hutama Karya Catatkan Volume Lalu Lintas Naik 15% pada Libur Panjang 8-12 Mei 2024

Ia menambahkan, keberadaan bendungan kedua di provinsi Sulawesi Tenggara ini akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar.  Pertama, berpotensi menambah layanan daerah irigasi seluas 3.363 Ha dimana sebelumnya hanya sebesar 1.903 Ha. 

Lalu, bisa  sebagai pemenuhan air baku sebesar 511 liter per detik, berpotensi sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTM) sebesar 1.3 megawatt dan memberikan potensi menjadi objek wisata bagi masyarakat sekitar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk