Hutama Karya sebut tidak ada kerugian berarti dalam pergantian teknologi nirsentuh



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hutama Karya Persero, perusahaan BUMN di bidang jasa konstruksi, pengembangan, dan penyedia jasa tol menyebutkan tidak ada kerugian yang berarti dalam pergantian teknologi nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF).

Executive Vice President Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya Muhammad Fauzan menjelaskan, walau pihaknya sudah banyak berinvestasi dalam mesin tap kartu tol, berbagai pertimbangan, termasuk adanya kerugian, sudah diperhitungkan. "Tidak ada kerugian yang berarti dalam penerapan sistem nirsentuh mengingat sudah ada pertimbangan lebih dalam terkait dengan hal tersebut," jelasnya kepada Kontan, Senin (15/2).

Lebih jauh, Fauzan mengatakan, dalam menerapkan sistem MLFF tersebut, Hutama Karya selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan BPJT selaku regulator tentunya sebelumnya telah mempertimbangkan keuntungan maupun kerugian dari penerapan sistem MLFF tersebut.


Dengan demikian, pihaknya menilai tidak ada kerugian yang berarti dalam penerapan sistem nirsentuh mengingat sudah ada pertimbangan lebih dalam terkait dengan hal tersebut. Lebih jauh, hingga akhir tahun ini Hutama Karya fokus menargetkan penyelesaian konstruksi Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

Baca Juga: Hutama Karya bidik kontrak baru Rp 21 triliun di 2021

Adapun ruas-ruas tersebut adalah ruas Pekanbaru – Dumai sepanjang 131 KM pada Agustus 2020 dan ruas Medan – Binjai seksi 1 pada Desember 2020.

Fauzan sendiri tidak membeberkan besaran capex yang dialokasikan tahun ini. Namun, alokasi capex sebagian akan digunakan untuk pekerjaan konstruksi Jalan Tol Trans Sumatera yaitu di beberapa ruas yang telah PPJT dan telah berprogres konstruksi, serta akan digunakan untuk Feasibility Study untuk ruas-ruas yang sedang tahap perencanaan.

"Perusahaan akan menggunakan berbagai skema alternatif pembiayaan untuk memenuhi porsi ekuitas maupun pinjaman dalam membangun JTTS," sambungnya.

Selain JTTS, Hutama Karya juga menggarap proyek dari Kementerian PUPR untuk pembangunan irigasi rawa untuk pengembangan Food Estate di Kalimantan Tengah tahun ini.

"Kami juga kerjakan proyek dari Angkasa Pura I untuk peningkatan daya dukung perkerasan Runway Eksisting, perpanjangan Runway Bandara Internasional Lombok, Proyek LPG Tuban di Jawa Timur hingga pembangunan proyek MRT Tahap II," tutup dia.

Selanjutnya: Hutama Karya kebut proyek pembangunan Bendungan Meninting

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .