Hutan rerbakar, Indonesia memprotes Malaysia



JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia protes kepada Malaysia. Kementerian yang mempunyai misi mencegah kerusakan dan pencemaran sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup itu mengaku akan mendatangi Menteri Lingkungan Hidup Malaysia untuk melaporkan perusahan yang terindikasi secara sengaja membakar hutan di Riau.

Kepala Biro Hukum dan Humas KLH Rosa Vivien Ratnawati menjelaskan, instansinya masih menelusuri kemungkinan penyebab kebakaran, termasuk menyelidiki pihak-pihak yang terlibat. "Kami telah bekerjasama dengan pihak Kepolisian di Provinsi Riau dan segera akan ditindaklanjuti untuk menemukan bukti," ujarnya, Minggu (23/6).

Sebelumnya Menteri Lingkungan Hidup RI, Balthasar Kambuaya menyebut, ada delapan perusahaan asal Malaysia yang terindikasi melakukan pembakaran hutan dan lahan di Riau.


Menurut Balthasar, indikasi keterlibatan delapan perusahaan asal Malaysia itu berdasarkan area konsesi yang ditemukan di lapangan. Untuk itu pihaknya bersama kepolisian akan melakukan investigasi lebih lanjut. Balthasar juga meminta agar mereka diproses secara hukum baik di Indonesia maupun dari negeri asal mereka di Malaysia.

Upaya Pemerintah Indonesia dalam menyikapi kebakaran hutan di Riau mendapat dukungan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI). "Jangan hanya kepada pelaku, tapi ke pemilik konsesi dengan sanksi administrasi dan pidana," ujar Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Abetnego Tarigan.

Menurut pemantauan Walhi, pembakaran lahan banyak dilakukan oleh perusahaan dengan berbagai dalih dan siasat, termasuk dengan melibatkan masyarakat setempat. Cara itu dianggap paling sederhana, murah, dan cepat. "Selama ini sulit ditegakkan, sebab yang dicari adalah pelaku individu," katanya.

Untuk itu, Walhi menyarankan pemerintah melakukan terobosan hukum untuk menjerat pemilik konsesi atas wilayah yang terbakar. Jika tidak ada terobosan, kasus kebakaran hutan akan terus terjadi karena perusahaan tidak memiliki tanggung jawab jika wilayah mereka terbakar.

Dua diperiksa

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, Kepolisian Daerah (Polda) Riau sudah mengecek dua dari delapan perusahaan asal Malaysia yang terindikasi terlibat pembakaran hutan. Dua perusahaan itu adalah PT Langgam Inti Hibrida di Pelalawan dan PT  Bumi Reksa Sejati di Indragiri Hilir.

Menurut data satelit, jumlah titik api di Riau terus bertambah hingga mencapai 92 titik. Tidak hanya di Riau,  titik api juga terpantau di daerah lain. "Di Jambi 12 titik, Kalimantan Barat 18 titik dan Kalimantan Timur 18 titik," ujarnya. BNPB juga telah mengerahkan pesawat untuk membuat hujan buatan di kawasan Riau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa