Hutchinson & XL tertarik ikut lelang frekuensi



JAKARTA. Kementerian Komunikasi dan Informatika siap menggelar lelang frekuensi 2,1 dan 2,3 Ghz. Saat ini, pihaknya tengah menyusun peraturan menteri yang bisa menyatakan aturan lelang frekuensi. Peraturan tersebut ditargetkan paling lambat rampung pada Maret 2017.

Menteri Kominfo, Rudiantara menyatakan setelah proses tersebut, regulator berharap ada pemenang lelang yang muncul pada pertengahan tahun ini. Kemudian, pemerintah akan melanjutkan dengan proses penataan jaringan atau refarming antar operator. "Proses refarming ini akan lebih cepat, karena sudah ada pengalaman sebelumnya," ujar Rudiantara dalam paparan diskusi telekomunikasi di Balai Kartini, Jakarta, Senin (20/2).

Sejumlah operator mengaku tertarik menikuti lelang tersebut. Wakil Direktur Utama PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) M. Danny Buldansyah menyatakan ketertarikan untuk mengikuti tender tersebut. Pasalnya, saat ini operator Tri memiliki kapasitas jaringan yang padat, sehingga membutuhkan tambahan kapasitas frekuensi baru.


"Di tahun 2016, kebutuhan data 2,5 GB per pelanggan per bulan. Saat ini, Februari 2017 sudah meningkat menjadi 3,5 GB per pelanggan per bulan. Dan ini pertumbuhannya dari 4G customer," katanya, Senin (20/2).

Danny mengungkapkan, pihaknya memiliki total 20 Mhz, yakni di 2100 dan 1800. Pada frekuensi 2100, 10 Mhz terpakai untuk 3G semuanya. Sedangkan untuk frekuensi 1800 MHz, 5 Mhz diantaranya dipakai untuk 2G, dan 5 Mhz lainnya dipakai untuk 4G. Pihaknya merasa untuk coverage masih sulit. "Kami sangat berharap sekali, di lelang frekuensi yang akan datang, kami mendapat tambahan frekuensi. Sehingga bisa menyelesaikan masalah kapasitas probelem di kota besar," imbuhnya.

Ketertarikan yang sama juga dinyatakan oleh operator XL Axiata. Lelang frekuensi tersebut nantinya juga bisa menyelesaikan keterbatasan frekuensi mereka. "Bagi XL, 2,1 itu bisa untuk tambahan 3G dan LTE," ujar Rahmadi Mulyohartono, Vice President LTE PT XL Axiata Tbk

Pihak XL mengaku sudah menganggarkan dana untuk mengikuti tender tersebut. Dana ini berasal dari luar capex XL sebesar Rp 7 triliun untuk tahun ini. Menurutnya, capex tersebut hanya untuk perkembangan infrastruktur jaringan. "Anggaran XL sudah ada, tapi gak bisa dikasih tau karena untuk tender," imbuhnya.

Dia mengatakan, XL saat ini sudah memiliki 29 juta yang sudah menggunakan smartphone atau 63% dari total pelanggan. Hal itu dikarenakan, saat itu XL menjadi leading dalam penggunaan 4G. Makanya, kami perlu 2100 untuk penambahan frekuensi di 3G maupun 4G.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini