CALIFORNIA. Ketika Indonesia baru akan mengembangkan sistem transportasi massal bernama Mass Rapid Transit, Amerika Serikat (AS) sudah berniat menciptakan kereta api berteknologi tinggi yang kecepatannya diklaim melebihi pesawat terbang bahkan suara. Wow! Adalah miliarder Elon Musk yang memiliki ide ‘gila’ nan misterius itu. Rencananya, Senin ini (12/8), konglomerat AS berusia 42 tahun itu akan meluncurkan desain ‘alpha’ kereta api super cepat yang diberinama
Hyperloop tersebut. Rancangan desain kereta Hyperloop itu akan dirilis di situs internet. Dalam desain tersebut, Musk akan memberikan beberapa petunjuk penting dari fitur Hyperloop. Ini, termasuk sistem pengoperasiannya yang kemungkinan menggunakan energi panel surya atau matahari.
Yang menarik, Musk tidak akan mematenkan desain Hyperloop dan akan menjadikan idenya itu sebagai ‘open source’. Itu artinya, siapapun dapat memodifikasi atau mencoba membangun proyek Hyperloop. Musk menggambarkan, Hyperloop sebagai persilangan antara pesawat Concorde, kereta peluru (railgun) dan meja hoki. Dia juga menyebut, Hyperloop merupakan langkah revolusioner dan model kelima alat transportasi modern yang ada saat ini, selain pesawat, kereta api, kapal dan mobil. Tentu, banyak ilmuwan yang meragukan ambisi Musk itu. Namun, prestasi Musk di dunia teknologi modern melalui sejumlah proyek besarnya, setidaknya bisa mematahkan keraguan tersebut. Pasalnya, Musk mendapatkan keberuntungan dari sejumlah proyek besarnya. Antara lain, sistem pembayaran online yang aman, PayPal. Musk juga sukses meluncurkan pesawat ruang angkasa. Tahun lalu perusahaan luar angkasanya, SpaceX, menjadi operator swasta pertama yang mengorbitkan kapsul kargo ke dermaga Stasiun Antariksa Internasional. Kembali di Bumi, Musk lalu mendirikan Tesla Motors, entitas bisnis yang memproduksi mobil bertenaga listrik ramah lingkungan, layak, dan menguntungkan. Kini, Musk mencoba mewujudkan kembali mimpi bangsa AS untuk membangun kereta super cepat. Sejatinya, konsep ini pertama kali muncul pada tahun 1900. Sayang, keterbatasan teknologi pada waktu itu, tidak memungkinkan berkembangnya ide pembangunan Hyperloop ini. Teori dari film Star Trek Demam spekulasi menyebutkan, teknologi Hyperloop mengadopsi teori liar di film Star Trek dengan sistem teleportasi yang mudah dipahami. Gambarannya seperti sebuah tabung tertutup ‘kolom udara’ atau tabung vakum, di mana kendaraan beroperasi dengan didukung akselerator magnetik. Namun, Musk membantah spekulasi itu dan menyebutkan konsep ini dengan istilah "vactrain", sebuah konsep prototipe yang sedang dikejar oleh sebuah perusahaan di Colorado. “Idenya itu melibatkan tabung, tapi bukan tabung vakum. Tidak saling bergesekan, hanya ada gesekan yang sangat rendah," ungkap Musk di akun Twitternya menjawab pertanyaan pakar teknologi Kanada, John Gardi, beberapa waktu lalu. Akhirnya, dalam beberapa pekan terakhir, sebagian besar misteri terpecahkan. Gardi menerbitkan diagram tentang bagaimana Hyperloop kemungkinan akan bekerja. Gardi mengajukan pertanyaan kembali di akun Twitter Musk. "Dapatkah Anda memberi saya beberapa petunjuk dasar? Berapa ukuran diameter tabung, sehingga saya bisa mulai merancang stasiun dan jalur Hyperloop?" tanya Gardi. Yang mengejutkan, Musk menjawab dengan ekstrim. "Tebakan Anda paling terdekat dari beberapa orang yang berusaha menebak sejauh ini. Diameter tabung mungkin sekitar 2 meter," jawab Musk. Gardi, yang menggambarkan dirinya sebagai pemikir sederhana, sebelumnya menduga bahwa ukuran diameter tabung adalah 9 meter, yang dipasang di atas tanah. Tabung vakum besar itu lalu dikombinasikan dengan sistem levitasi magnetik (maglev) yang digunakan pada kereta peluru konvensional. Itu berarti tidak akan ada gesekan, tidak ada hambatan angin dan tidak ada kemungkinan tabrakan. Yang ada hanya kecepatan tinggi luar biasa. Tabung bisa dibuat dari bahan yang sudah digunakan untuk pipa saluran pembuangan. Turbin raksasa akan meledakkan aliran udara ke dalam tabung. Tabung yang berisi penumpang itu lalu akan digerakan oleh kereta peluru. Dalam sebuah analisis yang dipublikasikan di situs
Motherboard, Gardi menyimpulkan, "Saya percaya bahwa Hyperloop hanyalah versi modern dari tabung pneumatik yang digunakan di bank, toko, dan industri untuk memindahkan uang dan barang-barang kecil dari jarak jauh atau lantai lain pada sebuah bangunan,” imbuh Gardi. Alasan menggagas Hyperloop Musk memunculkan gagasan ini setelah kecewa dengan rencana Pemerintah California untuk membangun proyek kereta api berkecepatan tinggi Golden State yang menghubungkan Los Angeles dan San Francisco. Hal ini setelah proyek kereta yang dijuluki "kereta peluru ke mana-mana" itu mengalami serangkaian kemunduran. Musk juga menyadari, proyek itu berpotensi akan lebih mahal dengan biaya sekitar US$ 70 miliar, dan lebih lambat dibandingkan perjalanan udara. "Saya agak sedih ketika kita tidak bisa mendapatkan hal yang lebih baik di masa depan," kata Musk. Dengan biaya yang sudah mahal itu, kereta tersebut diperkirakan juga tidak akan selesai dibangun hingga tahun 2028. Kecepatan kereta ini juga hanya mencapai 130 mil per jam. Itu sebabnya, Musk percaya, Hyperloop bisa menjadi solusi dari kekecawaannya. Kereta peluru ini dapat melayani angkutan penumpang dari Los Angeles (LA) ke San Francisco hanya dalam waktu 30 menit. "Hyperloop adalah sesuatu yang efektif lebih cepat dari kecepatan suara. Dapat dibayangkan Anda bisa tinggal di San Francisco dan bekerja di LA," katanya.
Namun, Musk mengatakan, Hyperloop akan baik digunakan untuk rute antarkota dengan jarak kurang dari 1.000 mil, dan akan lebih aman daripada perjalanan udara. Saat ini, salah satu perusahaan afiliasi Musk sedang melakukan tahap awal pengembangan prototipe Hyperloop. ET3, perusahaan yang berbasis di Denver, Colorado, tengah mengerjakan
Evacuated Tube Transport (ETT), yang digambarkan sebagai "perjalanan ruang angkasa di Bumi". Menggunakan dua tabung dengan berat 400-pon, penumpang kapsul dengan ukuran mobil itu bisa menampung enam orang. Menurut ET3, perjalanan antarkota akan membutuhkan kecepatan rata-rata sekitar 370 kilometer per jam. Sementara perjalanan internasional akan mencapai kecepatan 4.000 mil per jam. “Anda ingin ke Beijing, China? Dari Amerika hanya butuh waktu 2 jam,” kata Musk.
Editor: Dikky Setiawan