Hyundai dan Wuling Operasikan Pabrik, Bisnis Kos dan Kontrakan Melejit



KONTAN.CO.ID - Kabar tentang adanya pembangunan pabrik di kawasan industri Greenland International Industrial Center (GIIC) Deltamas, Cikarang, Bekasi membuat Eni (50) girang bukan main. Ibu rumah tangga yang kini banting setir jadi pengusaha indekos itu kini mengoperasikan lebih dari 50 kamar, atau lebih banyak dari jumlah kamar hotel setara bintang tiga.

Eni tak sendiri, ada puluhan mungkin ratusan orang yang memiliki properti di sekitar Kawasan industri Deltamas yang memiliki aset properti untuk dikomersialkan. Mereka membuat bangunan rumah petak, atau kamar kos yang kemudian disewakan kepada pekerja di Kawasan industri.

Mereka inisiatif menyediakan hunian untuk melayani para pekerja yang pergi pulang sore atau malam. Semakin banyak pabrik yang datang, semakin banyak pula permintaan kamar hunian kos untuk mereka. “Pas pandemi kebutuhan kos masih naik, saat itu ada Hyundai bikin pabrik dan merekrut banyak karyawan,” kata Eni pemilik Kost Griya Bahagia di, Desa Sukamahi, Kec Cikarang, Banten.


Baca Juga: Penjualan Ritel di AS pada Juni Meningkat Lebih Baik daripada Proyeksi

Kini Eni memiliki puluhan anak kos yang menyewa unit propertinya. Saat dihubungi KONTAN, Eni duluan menjawab kalau kamar kos sudah penuh terisi penuh. Eni mengira, KONTAN bermaksud untuk kos di wilayah tersebut. Setelah menjelaskan panjang lebar, barulah Eni menerima permintaan untuk wawancara.

Karena derasnya permintaan anak kos yang terus berdatangan, Eni yang dulu membuka indekos pertama tahun 2016 itu kini sudah memiliki beberapa unit rumah untuk dikoskan. Ia merekrut warga lokal untuk menjadi penjaga kos sekaligus menjaga kebersihan dan keamanan. “Kini kos saya sudah lebih dari 4 lokasi,” terang Eni.

Sekadar gambaran, satu unit kos milik Eni dibanderol tarif per bulan Rp 1,3 juta per bulan. Ada juga yang lebih murah Rp 1,2 juta tetapi ruangannya lebih kecil. Ada juga bayarannya Rp 1 juta per bulan, namun tidak dilengkapi dengan Kasur dan lemari. Lebih banyak, kos yang dikelola Eni lebih banyak kos fully furnished. “Anak kos cukup datang bawa koper saja,” cerita Eni.

Sisir anak magang

Pelanggan indekos milik Eni kebanyakan bekerja di pabrik otomotif yang ada di Kawasan industri Deltamas. Karena nyaman, Eni bilang, yang masuk dan ingin kos di tempatnya harus antri dan bikin daftar inden dulu. Nah, yang biasanya inden adalah anak sekolah atau mahasiswa yang melakukan magang di pabrik tersebut.

Baca Juga: Hyundai dan Wuling Luncurkan Mobil Listrik Terjangkau, Dominasi Tesla Bakal Terancam?

Kenaikan jumlah anak magang yang ingin belajar di pabrik membuat bisnis indekos di sekitar Kawasan industri naik tinggi. Eni bilang, kondisi itu tak hanya terjadi pada indekos yang Ia kelola saja, tetapi juga terjadi pada pemilik indekos yang lain. “Kalau yang berkeluarga memilih sewa rumah kontrakan, kalau masih lajang banyak yang cari kos,” ungkap Eni.

Karena industri yang ada di Kawasan Deltamas terdiri dari berbagai segmen, anak magang yang dibutuhkan juga datang dari berbagai jurusan. Silih berganti, mahasiswa magang itu bergantian kos di tempat Eni. Ada yang berstatus mahasiswa kesehatan yang magang di rumah sakit, ada pula mahasiswa teknik yang belajar di pabrik otomotif.

Karena banyak memiliki pelanggan dari kalangan pelajar dan mahasiswa, popularitas tempat kos Eni tersohor di internet. Saat hendak berselancar mencari indekos di internet, yang keluar adalah kos Griya Bahagia miliki Eni yang jumlahnya ada di empat lokasi., Satu lokasi setidaknya ada 25 kamar.

Baca Juga: Krisis Semikonduktor Mengganggu Produksi Mobil Listrik Hyundai IONIQ 5

Jika Eni memiliki 50 kamar dengan bayaran kos Rp 1 juta saja, setidaknya Eni mendapatkan pendapatan kotor Rp 50 juta per bulan. Jika 10% pekerja Hyundai yang berjumlah 2.000 orang itu kos, setidaknya dibutuhkan 200 kamar disekitar pabrik. Jika 200 orang menyewa kamar Rp 1 juta per orang, setidaknya mereka belanja Rp 200 juta untuk warga pengelola kos di sekitar lokasi pabrik.

Ini baru satu pabrik, belum lagi pabrik otomotif lainnya seperti Wuliang yang juga mendirikan pabrik tak jauh dari Hyundai. Saat awal pembukaan pabrik, Wuling sempat sesumbar ingin menyerap 3.000 karyawan lokal. Andai kata dari 3.000 itu terealisasi 10% saja yang kos di sekitar pabrik,  tentu permintaan kos di wilayah tersebut terbang makin tinggi.

“Belum lagi AEON yang mau buka dan juga rumah sakit dan hotel di kawasan, mereka butuh pekerja yang juga butuh indekos,” kata Eni.

Jasa juga berkembang

Tak hanya bisnis kos, kehadiran industri seperti Hyundai di wilayah GICC, Deltamas, Cikarang Bekasi juga meningkatkan aktivitas ekonomi di wilayah tersebut. Ade, salah satu warga yang berdampingan dengan pabrik Hyundai bilang, sejak tinggal di Kawasan itu sejak 16 tahun lalu, lokasinya tak pernah seramai belakangan ini.

Ade yang berjualan produk kelontong dan makanan di pinggir jalan itu bilang, sejak hadirnya Hyundai, banyak karyawan mencari kos di sekitar tempat tinggalnya. Alhasil, banyak warga yang menyewakan kamar rumahnya untuk para karyawan. Selain itu, juga banyak warga yang membuka layanan jasa laundry untuk para karyawan itu.

Baca Juga: Melongok Kawasan Industri Hijau Tempat Mobil Listrik Hyundai Dirakit

“Saya kebagian imbas banyak yang mampir belanja kebutuhan harian,” kata Ade pria asil Kuningan itu. Ade sendiri tinggal di samping Kawasan industri itu karena memperistri warga yang merupakan warga asli Cikarang.

Sektor bisnis lain yang ramai hadir pasca kehadiran pabrik Hyundai di Cikarang adalah, banyaknya warug makan bermunculan. Mulai dari warteg, warung padang dan juga warung nasi pecel lele yang ke luar dan berjualan di malam hari. Ade bilang, lalu lintas akses jalan di belakang pabrik yang dulunya lengang kini sudah ramai dengan antrean truk pembawa material atau kebutuhan pabrik di kawasan industri.

Kini Eni dan warga yang memiliki properti untuk disewakan berharap agar industri yang membuka pabrik di Kawasan industri Deltamas tetap merekrut karyawan baru. Selain itu, mereka juga berharap, pabrik-pabrik baru tetap berdatangan ke Kawasan industri yang diberi nama Greenland International Industrial Center (GIIC) itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri