Hyundai masih kaji penambahan pabrik di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Agen Pemegang Merek (APM), PT Hyundai Motor Indonesia (HMI) berencana menambah pabrik perakitan mobil di Indonesia. Sebelumnya, HMI memiliki satu pabrik perakitan di Bekasi yang selama ini assembly Hyundai H1.

Mukiat Sutikno, Presiden Direktur PT Hyundai Motor Indonesia mengaku, rencana tersebut masih dalam pengkajian mendalam. "Masih dalam review jadi belum banyak yang bisa saya ceritakan sekarang ini," terangnya kepada KONTAN, Minggu (29/10).

Langkah ini ditengarai lantaran APM asal Korea Selatan tersebut harus memenuhi Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 34 Tahun 2015. Untuk diketahui peraturan tersebut untuk mengatur soal impor mobil dan motor dalam bentuk completely knock down (CKD) dan incompletely knock down (IKD).


Seperti tertera di pasal 15 dan 21, impor mobil dan motir CKD dan IKD yang sudah disambung dan dicat, hanya diperbolehkan impor maksimal 10.000 unit per tahun. Selain itu APM (Agen Pemegang Merek) wajib untuk mengekspor pada tahun ketiga dari saat APM tersebut memperoleh surat rekomendasai kegiatan importasi.

Mukiat menggarisbawahi, aturan tentang CKD dan IKD itu akan lebih akomodatif jika memudahkan pabrikan untuk bisa melakukan body in white atau painted body. Adapun yang menjadi pertimbangan Hyundai terkait fasilitas CKD dan IKD ialah dari perspektif kondisi bisnis otomotif setempat.

"Beberapa tentunya terkait product competitiveness, localization dan market fitting," terang Mukiat. Hyundai Motor Corporation memang dikabarkan tertarik mengembangkan basis produksi kendaraan bermotor di ASEAN.

Indonesia dipertimbangkan menjadi salah satu negara tujuan investasi untuk membangun fasilitas perakitan station wagon dan sedan dalam bentuk CKD dan IKD yang berasal dari India. HMC juga ingin mendalami industri komponen dan spare parts domestik Indonesia.

Guna meningkatkan daya saing produknya di Indonesia, HMC mengusulkan penurunan tarif bea masuk atas impor CKD dari India. Menanggapi usulan tersebut, Kementerian Perindustrian memutuskan bahwa saat ini tarif yang berlaku atas impor kendaraan bermotor dalam keadaan CKD dalam ASEAN-India FTA (AIFTA) adalah sebesar 5% dan dapat diturunkan menjadi 0% secara unilateral.

Hyundai Motor Company dan perusahaan afiliasinya, Kia Motor, menargetkan penjualan total di seluruh dunia bisa sebanyak 8,25 juta mobil sepanjang 2017. Jumlah itu meningkat sekitar 1,5% dibandingkan dengan target penjualan global kedua merek asal Korea Selatan tersebut selama 2016 yang mencapai 8,13 juta unit.

Dari laporan Reuters, Hyundai Motor menargetkan 5,08 juta unit mobil sementara Kia sebanyak 3,17 juta unit mobil. Akan tetapi di Indonesia, keduanya belum memberi kontribusi besar bagi pusat.

Berkaca pada laporan Gaikindo sampai September 2017, total penjualan HMI hanya 965 unit, turun 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penjualan HMI didominasi oleh Tucson sebesar 156 unit atau 16% dari total penjualan. Disusul oleh H1-X6 dan Starex, masing-masing sebanyak 150 dan 140 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini