Hyundai Tidak Ingin Ikut Perang Harga Mobil Listrik di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) yakin dapat terus bersaing di pasar mobil listrik nasional di tengah gempuran sejumlah merek dan model baru.

Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia Franciscus Soerjopranoto tak menampik fakta bahwa sejumlah merek otomotif China membawa mobil listrik baru ke Indonesia dengan menawarkan harga yang relatif cukup terjangkau.

Bahkan, ada ungkapan bahwa kehadiran merek China tersebut menimbulkan perang harga mobil listrik di pasar otomotif nasional.


Baca Juga: Penjualan Mobil Listrik Nasional Melesat di Tengah Lesunya Pasar Otomotif

Walau begitu, Hyundai tidak ingin terjebak dalam perang harga dengan merek-merek mobil listrik lain di Indonesia.

"Tapi kami juga tidak menaikkan harga meski banyak tekanan, demi menjaga permintaan," ujar dia dalam diskusi media di GIIAS 2024, Senin (22/7).

Asal tahu saja, model baru Hyundai yakni Kona Electric dihargai mulai dari Rp 499 juta. Padahal, model ini disebut memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 60% lantaran seluruh proses produksinya dilakukan di Indonesia.

Pihak Hyundai tetap percaya diri dapat terus bersaing dan meningkatkan kinerja penjualan mobil listriknya. Hal ini didukung oleh rantai pasok dan ekosistem mobil listrik Hyundai yang sudah sangat lengkap di Indonesia.

Mulai dari perakitan mobil dan baterai, distribusi, dan layanan purna jual, termasuk kebutuhan terhadap charging station.

"Keunggulan ini yang kami tonjolkan di pasar Indonesia," imbuh Soerjo.

Baca Juga: Survei: Peminat Kendaraan Listrik di Tanah Air Masih Rendah, Ini Tanggapan Gaikindo

Sekadar catatan, Hyundai mencatatkan penjualan wholesales mobil listrik sebanyak 705 unit pada semester I-2024. Mayoritas penjualan mobil listrik Hyundai berasal dari model Ioniq 5.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto