JAKARTA. PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) optimistis bisa membukukan untung tahun ini meskipun di kuartal I 2017 masih rugi US$ 1,9 juta. Optimisme ini sejalan dengan meningkatnya utilisasi bisnis pelabuhan batubara yang dimiliki IATA. Perusahaan ini juga berusaha mengurangi utang sementara tender angkutan migas mulai bertambah. Hanya saja, IATA tidak menargetkan laba bersih tahun ini. Namun untuk pendapatan, perusahaan penyewaan jasa transportasi ini menargetkan pendapatan bisa mencapai US$19 juta- US$ 21,2 juta. Jumlah tersebut tumbuh 17,2% -30% dibanding pendapatan tahun 2016 yang hanya mencapai US$ 16,2 juta. A Wishnu Handoyo, Managing Director IATA mengatakan, laba bisa positif karena tender kontrak angkutan minyak dan gas sudah mulai bergulir. Sementara tahun lalu, IATA sama sekali tidak mendapatkan kontrak baru. Di sisi lain, beban utang IATA tahun ini juga akan semakin turun lantaran perusahaan berencana melunasi utang bank yang saat ini sebesar US$ 17,5 juta.
IATA optimistis cetak untung di 2017
JAKARTA. PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) optimistis bisa membukukan untung tahun ini meskipun di kuartal I 2017 masih rugi US$ 1,9 juta. Optimisme ini sejalan dengan meningkatnya utilisasi bisnis pelabuhan batubara yang dimiliki IATA. Perusahaan ini juga berusaha mengurangi utang sementara tender angkutan migas mulai bertambah. Hanya saja, IATA tidak menargetkan laba bersih tahun ini. Namun untuk pendapatan, perusahaan penyewaan jasa transportasi ini menargetkan pendapatan bisa mencapai US$19 juta- US$ 21,2 juta. Jumlah tersebut tumbuh 17,2% -30% dibanding pendapatan tahun 2016 yang hanya mencapai US$ 16,2 juta. A Wishnu Handoyo, Managing Director IATA mengatakan, laba bisa positif karena tender kontrak angkutan minyak dan gas sudah mulai bergulir. Sementara tahun lalu, IATA sama sekali tidak mendapatkan kontrak baru. Di sisi lain, beban utang IATA tahun ini juga akan semakin turun lantaran perusahaan berencana melunasi utang bank yang saat ini sebesar US$ 17,5 juta.