JAKARTA. PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA) bakal menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) untuk mengonversi utang senilai Rp 34,05 miliar. Utang yang akan dikonversi merupakan utang wesel bayar kepada Starlight Ltd dan Global Far East Investments Ltd yang telah gagal bayar.President Director IATA, Syafril Nasution mengatakan utang yang dikonversi berasal dari Starlight Ltd sebesar Rp 15,80 miliar dan Global Far East Investments Ltd sebesar Rp 18,25 miliar. Penerbitan saham untuk konversi utang itu sebanyak-banyaknya 681,01 juta saham Seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham. "Pelaksanaan penerbitan saham baru itu paling lambat tanggal 31 Desember 2010," ungkap Syafril.Sekedar catatan, IATA telah mengalami gagal bayar beberapa kali dan penjadwalan ulang atas pembayaran hutang pokok kepada Starlight Ltd sebesar Rp 15,80 miliar sejak September 2008. Kegagalan tersebut dikarenakan kondisi arus kas IATA mengalami defisit karena mengalami rugi bersih Rp 59,8 miliar pada tahun 2008 dan Rp 34,8 miliar pada tahun 2009. Sementara utang dari Global Far East Investments Ltd diperoleh pada bulan Januari, Maret dan April 2010, berupa wesel bayar yang totalnya mencapai Rp 18,25 miliar. Utang pertama Rp 7,85 miliar gagal bayar pada saat jatuh tempo 27 April 2010. Konversi utang dilakukan untuk menyelesaikan utang jatuh tempo dan menghidari gagal bayar pada bulan Juni dan Juli 2010.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
IATA Terbitkan Saham Baru untuk Konversi Utang
JAKARTA. PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA) bakal menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) untuk mengonversi utang senilai Rp 34,05 miliar. Utang yang akan dikonversi merupakan utang wesel bayar kepada Starlight Ltd dan Global Far East Investments Ltd yang telah gagal bayar.President Director IATA, Syafril Nasution mengatakan utang yang dikonversi berasal dari Starlight Ltd sebesar Rp 15,80 miliar dan Global Far East Investments Ltd sebesar Rp 18,25 miliar. Penerbitan saham untuk konversi utang itu sebanyak-banyaknya 681,01 juta saham Seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham. "Pelaksanaan penerbitan saham baru itu paling lambat tanggal 31 Desember 2010," ungkap Syafril.Sekedar catatan, IATA telah mengalami gagal bayar beberapa kali dan penjadwalan ulang atas pembayaran hutang pokok kepada Starlight Ltd sebesar Rp 15,80 miliar sejak September 2008. Kegagalan tersebut dikarenakan kondisi arus kas IATA mengalami defisit karena mengalami rugi bersih Rp 59,8 miliar pada tahun 2008 dan Rp 34,8 miliar pada tahun 2009. Sementara utang dari Global Far East Investments Ltd diperoleh pada bulan Januari, Maret dan April 2010, berupa wesel bayar yang totalnya mencapai Rp 18,25 miliar. Utang pertama Rp 7,85 miliar gagal bayar pada saat jatuh tempo 27 April 2010. Konversi utang dilakukan untuk menyelesaikan utang jatuh tempo dan menghidari gagal bayar pada bulan Juni dan Juli 2010.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News