KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian BUMN berupaya membuat Indonesia Battery Corporation (IBC) dapat terus berkembang dan bersaing dalam rantai industri kendaraan listrik. Salah satu upaya yang baru-baru ditempuh IBC adalah mengakuisisi sebagian besar saham Gesits milik Grup Wijaya Karya. Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal 16 Desember 2022, anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (
WIKA), yaitu PT Wijaya Konstruksi (Wikon) melakukan Rencana Transaksi 1 pada 14 Desember 2022 berupa penjualan sebagian saham di WIKA Industri Manufaktur (WIMA) kepada investor strategis yakni IBC sebanyak 34.409 lembar saham. Artinya nilai transaksi penjualan saham tersebut mencapai Rp 192 miliar.
Dengan demikian, IBC akan menjadi pemegang saham pengendali WIMA dengan kepemilikan saham sebesar 53,93% dan Wikon terdilusi menjadi pemegang saham dengan kepemilikan sebesar 46,04% saham WIMA. Setelah pelaksanaan Rencana Transaksi 1 terealisasi, terdapat Rencana Transaksi 2 yakni WIMA akan melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor WIMA melalui pengeluaran saham baru dalam simpanan (portepel) sebanyak-banyaknya Rp 129 miliar. Nilai ini berasal dari setoran tunai IBC dan setoran Wikon berupa konversi utang menjadi saham (
debt to equity swap) pada WIMA.
Baca Juga: Gesits Siapkan Agenda Ekspansi di 2023, Tambah Dealer hingga Ekspor Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, akuisisi Gesits merupakan bagian dari pengembangan bisnis IBC. Dalam hal ini, IBC hendak mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik secara terintegrasi dari hulu sampai hilir. “Makanya, IBC ini tidak main-main, karena dalam konsorsiumnya terdapat Pertamina, PLN, Mind ID, Antam,” kata dia dalam jumpa pers di Gedung Kementerian BUMN, Senin (2/1). Dengan terciptanya ekosistem tersebut, maka IBC diharapkan dapat bersaing dengan para produsen kendaraan bermotor global. Alhasil, nantinya Indonesia tidak hanya sekadar menjadi pasar dalam industri kendaraan listrik, melainkan juga pemain penting di sektor tersebut. Dengan menjadi pemain penting, IBC dapat merancang standardisasi terkait ekosistem kendaraan listrik yang dapat diterapkan setiap pelaku usaha di dalamnya. “IBC juga berupaya memberi kesempatan kepada kreator-kreator Indonesia untuk ikut mengembangkan kendaraan listrik,” tukas dia. Erick pun tidak mempermasalahkan posisi Gesits yang berada di tengah-tengah sengitnya persaingan pasar sepeda motor listrik nasional. Gesits sudah punya modal berharga karena memiliki pabrik sepeda motor tersendiri yang berlokasi di Cileungsi, Bogor.
Baca Juga: Targetkan Kuasai Pasar Kendaraan Listrik di Atas 20%, IBC Ambil Alih Saham GESITS Lantas, di atas kertas Gesits berpeluang merasakan dampak pemberian insentif berupa subsidi pembelian kendaraan listrik yang sedang disiapkan pemerintah. Insentif ini hanya diberikan kepada pabrikan otomotif yang memiliki pabrik kendaraan listrik secara massal di Tanah Air, bukan impor. “Tidak masalah Gesits nanti bersaing dengan produsen-produsen swasta,” tandas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari