IBC Targetkan Proyek Pengembangan Baterai EV Selesai Maksimal Tahun 2026



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Battery Corporation (IBC) memastikan proyek pengembangan baterai kendaraan listrik di Tanah Air terus berlanjut. IBC berkolaborasi dengan Contemporary Ampere Technology Co. Limited (CATL) dan LG Energy Solutions (LGES). 

Sebelumnya, sempat beredar isu bahwa kerja sama IBC melalui PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan LGES mandek. Namun, kedua perusahaan ini telah berkomitmen untuk melanjutkan kerja samanya. 

Terlebih lagi, LGES sudah bertemu dengan Kementerian BUMN pada 7 Februari lalu. Perubahan konsorsium LGES pun kemungkinan besar akan tetap terjadi di tengah kelangsungan proyek tersebut. 


Baca Juga: IBC dan Tiga Produsen Motor Listrik Kerja Sama Standardisasi Baterai

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan IBC Muhammad Sabik menyampaikan, IBC tentu berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil baterai kendaraan listrik melalui hilirisasi baterai terintegrasi. Untuk mewujudkan rencana tersebut, IBC menjalin kerja sama strategis dengan dua mitra pemain baterai global yakni CATL dan LGES. 

"Hingga saat ini proses penjajakan tengah masuk ke dalam tahap pendalaman serta kelayakan kerja sama mulai dari industri hulu hingga hilir," ungkap dia, Minggu (9/4). 

Sabik melanjutkan, proses pelaksanaan pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik yang terintegrasi oleh IBC diperkirakan akan dimulai pada akhir 2023 nanti. Proyek ini diperkirakan selesai pada tahun 2025 atau 2026.

IBC menyebut bahwa pengembangan industri baterai kendaraan listrik ini dilakukan dengan memanfaatkan potensi nikel dan bahan baku baterai lainnya yang ada di Indonesia.

"Hilirisasi ini dimulai dari pemurnian dan pengolahan nikel, prekursor dan katoda, dan baterai sel hingga daur ulang baterainya," tukas Sabik. 

Baca Juga: IBC Gencar Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik Hulu Sampai Hilir

Merujuk berita sebelumnya, total investasi pengembangan industri baterai kendaraan listrik IBC mencapai Rp 217 triliun. Secara khusus, investasi baterai kendaraan listrik IBC terdiri dari investasi untuk pertambangan sebesar Rp 4,6 triliun, investasi untuk proyek smelting dan refining Rp 94,25 triliun, investasi untuk produksi prekursor dan katoda Rp 34,8 triliun, dan investasi untuk sel baterai Rp 59,45 triliun. 

Selain itu, masih ada investasi untuk daur ulang (recycling) sebesar Rp 0,4 triliun dan investasi untuk energy storage system Rp 0,6 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .