Ibu kota baru pindah, emiten ini diuntungkan karena potensi kenaikan harga properti



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden RI Joko Widodo resmi memilih Kalimantan Timur menjadi ibu kota baru. Wilayah yang dipilih adalah sebagian di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertanegara. 

Kepala Riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, dalam pembangunan fase awal maka emiten konstruksi dan infrastrukturlah yang diuntungkan. Kendati begitu, ibu kota juga memerlukan kota penyangga. 

"Kota-kota besar di Kalimantan dapat saja terimbas positif untuk yang dekat dengan ibu kota baru," jelas Wawan saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (26/8). 

Baca Juga: Ibu kota negara pindah ke Kalimantan Timur, emiten ini dapat untung

Wawan melihat, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dapat diuntungkan mengingat ada potensi kenaikan harga properti. 

Adapun, BSDE memiliki land bank lebih dari 500 hektare di Kalimantan Timur. Adapun, sebanyak lebih dari 270 hektare di Balikpapan dan sebanyak 245 hektare di Samarinda. Sementara itu, CTRA memiliki land bank lebih luas yaitu 870 hektare di Kalimantan. Sebanyak 590 hektare berlokasi di Samarinda dan seluas 30 hektare di Balikpapan.

Baca Juga: Ibu kota pindah ke Kaltim, PP Properti (PPRO) punya lahan potensial 500 hektar

Adapun, jarak tempuh antara Penajam-Balikpapan sejauh 66,3 km. Namun, untuk mengakses kedua kota tersebut, penduduk membutuhkan kapal feri yang memiliki waktu tempuh 2-3 jam. Sementara itu, Penajam-Samarinda memiliki jarak tempuh lebih jauh lagi yaitu 170 km. 

Analis Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher menjelaskan, daerah penyangga tersebut memiliki waktu delay untuk merasakan dampak pembangunan ibu kota baru. 

"Karena master plan baru jadi mungkin di awal tahun 2020, dan pembangunannya juga akan dimulai di 2020," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati