KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur dinilai akan meningkatkan permintaan akan komponen pendukung gedung, termasuk semen. Seperti diketahui, pemindahan ibu kota ini diperkirakan menelan biaya Rp 461 triliun dan akan menggunakan 19% dana dari APBN. Biaya tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur, termasuk gedung-gedung pemerintahan. Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, wacana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur bakal menguntungkan dua emiten semen yang telah membangun pabrik semen di Pulau Kalimantan, yakni PT Semen Indonesia Tbk (
SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP).
Baca Juga: Ibu kota pindah, analis ini sebut emiten yang sudah punya aset di Kaltim bakal cuan Untuk diketahui, SMGR telah memiliki
packing plant yang tersebar di Pulau Kalimantan, mulai dari Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, hingga Pontianak. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) telah memiliki pabrik di Tarjun, Kalimantan Selatan yang berkapasitas 2,5 juta ton per tahun. INTP pun siap memasok semen untuk pembangunan di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Sukarno menilai, dengan resminya perpindahan ibu kota ke Kalimantan Timur maka sektor industri dasar
(basic industry) akan meningkat seiring terjadinya pembangunan infrastruktur ibu kota baru.
Baca Juga: Ciputra (CTRA) kebut peluncuran produk di Kaltim, Alam Sutera (ASRI) belum ekspansi Hal ini berdampak positif bagi SMGR dan INTP yang telah memiliki pabrik di wilayah Kalimantan. Kedua emiten itu bakal menjadi pemasok semen untuk kebutuhan pembangunan konstruksi di sana. Dalam hal ini, Sukarno menilai SMGR bakal lebih diuntungkan sebab statusnya sebagai perusahaan plat merah. “Terutama SMGR karena pastinya menjadi prioritas untuk memenuhi kebutuhan konstruksi,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Kamis (29/8). Senada dengan Sukarno, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai kedua emiten tersebut berpotensi meraup berkah dari adanya wacana perpindahan ibu kota. “Karena jangkauan lebih dekat dan lebih cepat dalam pembelian semen untuk pembangunan ibu kota baru,” terang William kepada kepada Kontan.co.id, Kamis (29/8).
Baca Juga: Ibu kota pindah ke Kalimantan, begini kesiapan emiten semen Setali tiga uang, William memprediksi SMGR bakal menguasai pangsa pasar semen di Kalimantan. Hal ini, lanjut William, terjadi setelah SMGR mengakuisisi PT Solusi Bangun Indonesia (
SCMB), sehingga pangsa pasarnya akan menjadi lebih besar. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia, Semen Indonesia Group masih menjadi pemimpin pasar produk semen tanah air dengan persentase 53,1% dari total permintaan nasional. Sedangkan per Juni 2019 sebesar 2,85% permintaan semen nasional berasal dari wilayah Kalimantan. Semen Indonesia Grup masih menjadi menguasai Kalimantan dengan persentase 46,05% dari total permintaan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati