KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Duo emiten consumer Grup Salim, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (
INDF) akan menebar dividen pada bulan Agustus. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Jumat (22/7). Para pemegang saham ICBP menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 215 per saham yang akan dibayarkan pada 23 Agustus 2022. RUPST INDF menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 278 per saham yang akan dibayarkan pada 24 Agustus 2022. "Saya menyampaikan apresiasi kepada para pemegang saham, mitra usaha, kreditur, dan konsumen atas dukungan dan kepercayaan yang terus diberikan, serta jajaran manajemen dan karyawan atas dedikasi dan kerja kerasnya," kata Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim dalam siaran pers Jumat (22/7).
Baca Juga: Ini 10 Saham Dengan Net Buy dan Net Sell Terbesar Asing Sepekan Sebagai informasi, pada tahun 2021 lalu INDF meraih laba bersih senilai Rp 7,64 triliun. Laba Indofood naik 18,44% dibandingkan laba tahun 2020, yang senilai Rp 6,45 triliun. Sedangkan laba bersih ICBP turun tipis 3,03% dari Rp 6,58 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 6,38 triliun sepanjang tahun lalu. Hingga kuartal pertama 2022, kinerja duo Indofood ini masih bisa bertumbuh. Sampai dengan Maret, INDF membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 12% menjadi Rp 27,45 triliun dari Rp 24,55 triliun di periode yang sama tahun lalu. Laba bersih INDF tumbuh 36% menjadi Rp 2,36 triliun dari Rp 1,73 triliun. Sedangkan margin laba bersih meningkat menjadi 8,6% dari 7,0%. Dalam tiga bulan pertama 2022, Indofood CBP mencatatkan pertumbuhan penjualan neto konsolidasi 14% menjadi Rp 17,19 triliun dari Rp 15,09 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Laba usaha ICBP turun 7% menjadi Rp 3,53 triliun lantaran ada kenaikan harga berbagai komoditas. Meski begitu, ICBP masih membukukan margin laba usaha sebesar 20,6% dibandingkan dengan 25,3% di kuartal pertama tahun 2021. Adapun laba bersih ICBP naik 12% menjadi Rp 1,94 triliun dari Rp1,74 triliun pada kuartal pertama tahun lalu.
Baca Juga: ICBP dan INDF Tebar Dividen Pada Agustus, Simak Besarannya Rekomendasi Saham
Pada perdagangan Jumat (22/7), harga saham ICBP dan INDF kompak memerah. Saham ICBP turun 1,05% ke harga Rp 9.400. Sedangkan INDF merosot 1,74% ke level Rp 7.050. Meski begitu, secara
year to date (ytd) dan dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, keduanya masih betah parkir di zona hijau. ICBP mencatatkan kenaikan 8,05% secara
ytd dan INDF naik 11,46% sejak awal tahun 2022. Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya melihat bahwa kedua emiten tersebut masih bisa membentuk pola
uptrend. Sebab pada umumnya emiten di sektor defensif masih bisa berkinerja baik saat kondisi ekonomi melambat. "Prospek bisnisnya masih menarik, kedua emiten ini juga sudah melakukan penyesuaian harga di tahun lalu dan tahun ini sebagai respons terhadap kenaikan harga komoditas," kata Cheryl kepada Kontan.co.id, Jumat (22/7).
Baca Juga: BOWL dan Indofood Gelorakan Semangat Bulan Kemerdekaan di Around Nation Championship Kenaikan harga komoditas terutama gandum sebagai bahan baku memang menjadi tantangan bagi Indofood. Namun beruntungnya harga gandum dalam beberapa bulan ini menunjukkan penurunan. Dalam sebulan terakhir, sudah turun sekitar 17%. Jika kondisi ini terjaga, maka beban produksi ICBP dan INDF bisa terpangkas. Apalagi jika tren penurunan harga gandum terus terjadi. Sekalipun harga komoditas lanjut melesat, tapi kinerja penjualan Indofood relatif bisa terjaga di level yang stabil. Penguasaan pasar dan kekuatan
branding produk menjadi kunci terpenting bagi Grup Indofood. "Asalkan daya beli masyarakat terjaga serta tren pemulihan ekonomi berlanjut, maka pertumbuhan INDF & ICBP ini masih optimistis untuk bertumbuh," imbuh Cheryl. Menimbang hal itu, Cheryl memberikan rekomendasi
buy bagi saham INDF dengan target harga di Rp 7.500. Kemudian
buy ICBP dengan target harga di level Rp 9.975.
Baca Juga: Alasan Indofood CBP (ICBP) Luncurkan Kembali Chitato Rasa Indomie Goreng Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menambahkan, pembagian dividen dari ICBP dan INDF terbilang menarik dan berpotensi mendongkrak pergerakan harga saham keduanya. William sepakat, prospek bisnis ICBP dan INDF masih positif walau ditekan lonjakan harga komoditas. "Perlu diingat, ada potensi harga komoditas akan lebih stabil dalam waktu ke depan mengingat salah satu penyebab kenaikan harga gandum adalah negara Australia yang gagal panen gandum di musim panen sebelumnya," ujar dia. Saran William,
buy saham ICBP mencermati area
support di Rp 8.975 serta
resistance pada Rp 9.625 dan Rp 10.600. Kemudian
buy INDF memperhatikan
support Rp 6.250 serta
resistance di Rp 7.250 dan Rp 7.850.
Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham dan Sektor Pilihan Saat Bunga Acuan Tidak Berubah Sementara itu, Analis Phillip Sekuritas Joshua Marcius memandang secara teknikal, pergerakan saham INDF ada potensi mengalami koreksi terlebih dulu ke sekitar area
support Rp 6.925 sebelum melanjutkan penguatannya kembali ke area
resistance Rp 7.250. Sedangkan saham ICBP ada potensi mengalami koreksi terlebih dulu ke sekitar area
support Rp 9.300 dengan
resistance yang mungkin tercapai ke depannya pada area Rp 9.600. Joshua pun memberikan rekomendasi
buy on weakness bagi saham INDF dan ICBP. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati