JAKARTA. Kinerja keuangan yang lesu di kuartal ketiga menimpa banyak emiten. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) pun mengalami hal serupa. Sampai kuartal ketiga, INDF membukukan keuntungan Rp 1,68 triliun. Laba ini merosot 45,2% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,07 triliun. "Kondisi makroekonomi dalam beberapa bulan terakhir cukup memberi tantangan kepada kami. Melemahnya harga Crude Palm Oil (CPO) dan nilai tukar Rupiah telah mempengaruhi laba bersih kami," kata Direktur Utama INDF Anthoni Salim, dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Jumat, (30/10).
Pendapatan induk emiten Grup Salim ini naik tipis 1,5% dari Rp 46,88 triliun menjadi Rp 47,56 triliun. Di situ, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan INDF dengan porsi sebesar 50%. Lalu divisi Bogasari, perkebunan, dan distribusi masing-masing berkontribusi 24%, 18%, dan 8% terhadap konsolidasian. Untungnya, kinerja ICBP tampak masih cemerlang. Sampai kuartal ketiga, emiten konsumer mengantungi laba Rp 2,44 triliun. Raihan keuntungan tersebut naik 16,3% dari Rp 2,1 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan ICBP tumbuh 5,8% dari Rp 22,78 triliun menjadi Rp 24,1 triliun. Adapun, pendapatannya didukung oleh produk mie instan yang berkontribusi sebesar 65%. Lalu pendapatan produk dairy menyumbang porsi 16%, makanan ringan dan minuman masing-masing memberikan 6%. Kemudian produk penyedap makanan berkontribusi 3% serta nutrisi dan makanan khusus yakni 2%. Anthoni mengungkapkan bahwa kondisi pasar secara umum tidak mengalami perubahan setelah hari raya. Sehingga ICBP dapat mempertahankan pertumbuhan yang sehat, baik dari segi penjualan maupun laba bersihnya. Sedangkan, kondisi yang berbeda dialami oleh divisi perkebunan perseroan. Sampai September, laba PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) melorot 86,8% dari Rp 568,13 miliar menjadi Rp 74,97 miliar. Padahal penjualan SIMP hanya tergerus 6,59% dari Rp 10,77 triliun menjadi Rp 10,06 triliun. “Ini disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata produk sawit, meski sebagian dapat diimbangi oleh kenaikan kontribusi laba divisi minyak dan lemak nabati,” sebut Direktur Utama SIMP Mark Julian Wakeford.
Sementara laba anak usaha SIMP yakni PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) terpangkas 33,47% dari Rp 706,05 miliar ke posisi Rp 469,69 miliar. Lalu pendapatannya turun 12,78% dari Rp 3,52 triliun menjadi Rp 3,07 triliun. Dengan penyusutan kinerja ini, saham Grup Salim serempak memerah. Saham INDF jatuh 2,21% ke posisi Rp 5.525. Lalu positifnya kinerja ICBP ini tak meniupkan sentimen positif ke sahamnya. Saham ICBP tutup di harga Rp 13.200 atau memerah 0,94%. Kemudian saham SIMP turun 0,86% menjadi Rp 463 dan LSIP menipis 0,32% ke Rp 1.550. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri