JAKARTA. Kelesuan ekonomi dan pelemahan daya beli masyarakat turut menekan kinerja emiten saham konsumer. Salah satunya adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) ini memproyeksikan, penjualan sepanjang tahun 2015 melambat. Manajemen memprediksi, penjualan pada tahun ini tumbuh di bawah target. Di awal tahun ICBP mengharapkan penjualan tumbuh dua digit. Tapi tampaknya sampai akhir tahun ini tak akan banyak berbeda dari kinerja di semester pertama," ujar Werianty Setiawan, Direktur ICBP Jumat (2/10).
Dia memperkirakan, tahun ini pendapatan ICBP hanya tumbuh di rentang 5%-10%. Semula ICBP membidik pertumbuhan pendapatan di atas 10%. Dengan asumsi tersebut, maka pendapatan ICBP pada tahun ini sekitar Rp 31,52 triliun hingga Rp 33,02 triliun. Werianty menjelaskan, kinerja ICBP masih bisa terkompensasi dengan penurunan harga komoditas. Kenaikan bahan baku juga tak setinggi perkiraan. Namun, pemintaan pasar cenderung melemah. Menurut dia, volume penjualan industri fast moving consumer goods (FMCG) tidak bertumbuh. Penjualan produk utama ICBP terlihat stagnan. Meski begitu, ICBP masih berusaha meningkatkan penjualan. Caranya, meningkatkan distribusi produk dan efisiensi biaya pemasaran. Tak hanya itu, ICBP terus berinovasi. Hingga semester I 2015, ICBP telah mengeluarkan 24 produk baru dan pembaruan kemasan. Pada semester pertama tahun ini, pendapatan ICBP tumbuh 6,64% menjadi Rp 16,55 triliun. Penjualan mi instan berkontribusi terbesar, dengan porsi 65%. Menyusul penjualan produk olahan susu, makanan ringan, minuman, penyedap makanan dan nutrisi.