ICDX Sebut Transaksi Komoditi Murabahah Indonesia Kurang dari 1% Ketimbang Malaysia



KONTAN.CO.ID - BATAM. Perbankan Syariah mencatatkan pertumbuhan pembiayaan yang lebih tinggi dari pertumbuhan industri perbankan konvensional. Data Bank Indonesia (BI) pada November 2022 tercatat, pembiayaan Bank Syariah melesat 23,5% year on year (YoY).

Kendati demikian, Direktur Utama Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nursalam, mengatakan pertumbuhan perbankan Syariah di Indonesia terbilang lambat jika dibandingkan negara lain.

“Padahal Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia yakni sekitar 231 juta,” ujarnya dalam Seminar Tahunan Asbisindo 2023 di Batam, Sabtu (28/1).


Baca Juga: Peluang Pembiayaan Bank Syariah melalui Bursa Komoditi ICDX

Nursalam mengungkapkan, salah satu tantangan perbankan Syariah di Indonesia adalah tingkat kompetitif produk. Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) sendiri telah mengeluarkan Fatwa untuk merespon perkembangan inovasi produk di pasar global yakni dengan memanfaatkan komoditi murabahah.

“Jika kita bandingan akad komoditi murabahah di Malaysia dengan Indonesia, transaksi komoditi syariah di Indonesia baru mencapai kurang dari 1% dibandingkan Malaysia. Oleh karena itu, ICDX mendorong transaksi komoditi Syariah sebagai alternatif instrumen keuangan Syariah di Indonesia, agar perbankan Syariah dapat tumbuh pesat dan bersaing dengan bank konvensional bahkan di pasar global,” ungkapnya.

Nursalim menambahkan, saat ini nilai pembiayaan dengan menggunakan akad komoditi murabahah pada perbankan syariah di Indonesia baru mencapai Rp 785 miliar. Sementara Malaysia hingga 2022 lalu pembiayaan dengan menggunakan akad komoditi murabahah telah mencapai Rp 1,441.9 Triliun.

“Mengingat jumlah penduduknya yang besar dan pertumbuhan kredit yang positif, maka Indonesia berpeluang besar untuk dapat memimpin pangsa pasar perbankan Syariah di pasar global,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto