ICDX Targetkan Kenaikan Transaksi Multilateral Dua Kali Lipat pada 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX) optimistis menyambut tahun 2022. Rencana bisnis seperti menyiapkan peluncuran kontrak baru hingga optimalisasi infrastruktur bisnis penunjang pun sudah disiapkan untuk mengarungi tahun depan.

CEO ICDX Lamon Rutten mengatakan, pada tahun 2022, pihaknya berencana untuk mencapai volume transaksi multilateral dua kali lipat dari total volume di tahun sebelumnya. Adapun, hingga pertengahan Desember tahun ini, ICDX berhasil mencatatkan pertumbuhan transaksi multilateral hingga lebih dari Rp 187 triliun.

Angka tersebut berhasil tumbuh hingga 205% jika dibandingkan 2020 yang nilainya hanya sebesar Rp 61 triliun. Sementara jika dilihat dari total volume transaksi, jumlahnya sebanyak 1.272.187 lot settled.


Baca Juga: Transaksi Multilateral ICDX Mencapai Rp 187 Triliun Menjelang Akhir 2021

“Pada tahun depan, kami berencana untuk meluncurkan 16 kontrak baru. Salah satunya adalah kontrak karet dan emas yang masih menjadi kontrak paling banyak diminati oleh investor,” terang Lamon ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (22/12).

Kontrak baru tersebut akan semakin memperbanyak variasi produk bagi para masyarakat. Padahal, pada tahun ini,  ICDX telah meluncurkan 13 kontrak valuta asing. Enam di antaranya merupakan kontrak dengan ukuran mikro, yakni GBPCADMic, EURCHFMic, NZDJPYMic, AUDCADMic, GBPNZDMic, dan CHFJPYMic

Lamon bilang, kontrak pair mikro telah memberikan aksesibilitas bagi masyarakat untuk dapat bertransaksi valas dengan dana yang lebih sedikit karena initial margin yang sangat terjangkau. Oleh karena itu, GOFX micro juga akan menjadi salah satu fokus pada tahun depan agar bisa mendorong pertumbuhan multilateral ICDX. 

Baca Juga: ICDX optimistis bisa catatkan transaksi bilateral 8,5 juta lot pada akhir 2021 ini

Selain itu, ia juga menuturkan pihaknya akan terus berfokus pada komitmen hijau dengan mencapai target penurunan emisi sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah sebagaimana tertuang dalam Persetujuan Paris. Sementara pada pasar karbon, ICDX juga akan turut berpartisipasi mengembangkan pasar karbon di Indonesia melalui mekanisme perdagangan kredit karbon 

Sedangkan untuk pasar timah, Lamon berujar pihaknya akan terus mengembangkan pasar timah. Bahkan, melalui ICDX, Indonesia berhasil mengurangi pengaruh Singapura dalam perdagangan timah dari 80% menjadi 24%. Harga Timah ICDX juga mencapai harga tertinggi dalam satu dekade terakhir di US$ 41.000 per ton di atas London Metal Exchange (LME).

“Tak lupa, untuk memaksimalkan fungsi bursa sebagai penyelenggara perdagangan, kami akan memperkuat infrastruktur bursa melalui sistem terpadu: E-PACT, E-CITRA, serta pengembangan integrasi MT5,” tutup Lamon.

Baca Juga: Bappebti Telah Fit Proper Test Petinggi Bursa Kripto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati