ICP Januari naik jadi US$ 51,8 per barel



JAKARTA. Harga minyak mentah Indonesia alias Indonesia Crude Price (ICP) naik tipis pada Januari 2017 jika dibandingkan ICP per Desember 2016.

Kenaikan ICP pada Januari tercatat sebesar US$ 0,79 per barel dari ICP Desember 2016 sebesar US% 51,09 per barel. Dengan begitu, ICP Januari 2017 mencapai US$ 51,88 per barel.

Peningkatan harga ini sejalan dengan ICP SLC Januari 2017 yang juga naik sebesar US$ 0,49 per barel dari US$ 52,62 per barel pada Desember 2016 menjadi US$ 53,11 per barel .


Kenaikan ICP Januari 2017 sejalan dengan harga rata-rata minyak mentah di pasar Internasional pada periode yang sama. Seperti Brent (ICE) naik sebesar US$ 0,53 sebarel dari US$ 54,92 per barel menjadi US$ 55,45 per barel, dan WTI (Nymex) naik sebesar US$ 0,44 per barel dari US$ 52,17 per barel menjadi US$ 52,61 per barel.

Kenaikan harga minyak mentah di bulan Januari ini karena adanya penurunan produksi minyak dunia pada Desember 2016 dibandingkan November 2016. Berdasarkan publikasi Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada Januari 2017, produksi minyak dunia turun 0,3 juta barel per hari menjadi 96,92 juta barel per hari.

Berdasarkan publikasi IEA (International Energy Agency) di bulan Januari 2017, suplai minyak dunia turun hingga 0,63 juta barel per hari menjadi 97,63 juta barel per hari. Sementara itu, proyeksi permintaan minyak mentah dunia tahun 2017 direvisi naik dari proyeksi bulan sebelumnya sebesar 40.000 barel per hari menjadi 95,6 juta barel per hari.

Dari kawasan Asia juga terjadi peningkatan permintaan minyak mentah seperti naiknya permintaan minyak mentah Vietnamese Grade oleh Ampol Australia yang disebabkan oleh kebutuhan variasi suplai untuk kilang Australia.

Pertumbuhan permintaan minyak Jepang juga meningkat secara signifikan hingga 0,17 juta barel per hari pada bulan November 2016 dibandingkan tahun lalu menjadi 3,8 juta barel per hari. Di India juga terjadi kenaikan pertumbuhan permintaan minyak pada November 2016 dibandingkan tahun lalu hingga mencapai 0,5 juta barel per hari menjadi 4,67 juta barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini