JAKARTA. Penurunan harga emas hitam dunia berdampak pada koreksi harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada Maret 2013. Namun, rata-rata harga ICP dalam tiga bulan pertama tahun ini sudah lebih tinggi dari asumsi yang ditetapkan dalam APBN 2013. Berdasarkan perhitungan Tim Harga Minyak Indonesia di Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan harga ICP Maret 2013 sebesar US$ 107,42 per barel. Artinya, harga ICP turun US$ 7,44 per barel ketimbang bulan sebelumnya yang mencapai US$ 114,86 per barel. Hanya saja, jika melihat harga ICP dalam dua bulan sebelumnya, yaitu Januari 2013 sebesar US$ 111,07 per barel dan Februari 2013 yang sebesar US$ 114,86 per barel, maka rata-rata harga ICP dalam tiga bulan pertama tahun ini sudah mencapai US$ 111,32 per barel. Angka ini sudah lebih tinggi dari asumsi APBN 2013 yang sebesar US$ 100 per barel. Tim Harga Minyak Indonesia seperti yang dikutip dalam rilisnya di situs resmi Ditjen Migas menyebutkan penurunan harga minyak mentah Indonesia sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang diakibatkan oleh beberapa faktor. Di antaranya, pelemahan kondisi perekonomian Eropa dan Amerika Serikat (AS), perkiraan International Energy Agency mengenai penurunan permintaan minyak mentah global pada Maret 2013 turun 0,1 juta barel per hari ketimbang bulan sebelumnya, serta peningkatan stok minyak Amerika Serikat pada akhir Maret 2013 menjadi 385,9 juta barel per hari dari bulan sebelumnya yang sebesar 377,5 juta barel per hari. Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistyaningsih menilai meski rata-rata ICP dalam tiga bulan pertama tahun ini sudah lebih tinggi dari asumsi di APBN 2013, namun pemerintah sudah tidak memiliki banyak waktu untuk merevisi APBN 2013. Sehingga, pemerintah hanya akan mencermati perkembangan ICP dari waktu ke waktu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ICP Maret 2013 turun jadi US$ 107,42 per barel
JAKARTA. Penurunan harga emas hitam dunia berdampak pada koreksi harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada Maret 2013. Namun, rata-rata harga ICP dalam tiga bulan pertama tahun ini sudah lebih tinggi dari asumsi yang ditetapkan dalam APBN 2013. Berdasarkan perhitungan Tim Harga Minyak Indonesia di Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan harga ICP Maret 2013 sebesar US$ 107,42 per barel. Artinya, harga ICP turun US$ 7,44 per barel ketimbang bulan sebelumnya yang mencapai US$ 114,86 per barel. Hanya saja, jika melihat harga ICP dalam dua bulan sebelumnya, yaitu Januari 2013 sebesar US$ 111,07 per barel dan Februari 2013 yang sebesar US$ 114,86 per barel, maka rata-rata harga ICP dalam tiga bulan pertama tahun ini sudah mencapai US$ 111,32 per barel. Angka ini sudah lebih tinggi dari asumsi APBN 2013 yang sebesar US$ 100 per barel. Tim Harga Minyak Indonesia seperti yang dikutip dalam rilisnya di situs resmi Ditjen Migas menyebutkan penurunan harga minyak mentah Indonesia sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang diakibatkan oleh beberapa faktor. Di antaranya, pelemahan kondisi perekonomian Eropa dan Amerika Serikat (AS), perkiraan International Energy Agency mengenai penurunan permintaan minyak mentah global pada Maret 2013 turun 0,1 juta barel per hari ketimbang bulan sebelumnya, serta peningkatan stok minyak Amerika Serikat pada akhir Maret 2013 menjadi 385,9 juta barel per hari dari bulan sebelumnya yang sebesar 377,5 juta barel per hari. Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistyaningsih menilai meski rata-rata ICP dalam tiga bulan pertama tahun ini sudah lebih tinggi dari asumsi di APBN 2013, namun pemerintah sudah tidak memiliki banyak waktu untuk merevisi APBN 2013. Sehingga, pemerintah hanya akan mencermati perkembangan ICP dari waktu ke waktu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News