ICP meleset, defisit anggaran bisa membengkak



JAKARTA.Harga minyak per Januari 2013 melampaui asumsi yang dipatok pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013. Jika terus naik, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan akan berdampak pada anggaran.Menurutnya, harga minyak mentah Indonesia (ICP) paling berpengaruh besar terhadap anggaran. Dia bilang, jika realisasi ICP meleset dari asumsi dalam APBN maka akan ada potensi pembengkakan defisit anggaran. Hanya saja, BKF belum menghitung berapa besar potensi defisit anggaran akibat melesetnya harga ICP. Yang jelas, dia bilang, defisit APBN bakal lebih besar dari 1,65% seperti dipatok dalam APBN 2013.Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar sebelumnya menambahkan, besarnya beban fiskal yang harus ditanggung pemerintah akibat melesetnya harga ICP bakal tercermin dalam besaran volume (konsumsi BBM bersubsidi) dan besaran selisih harga keekonomian dengan harga BBM bersubsidi. Menurutnya, semakin besar perbedaan harga minyak mentah internasional dengan harga BBM di dalam negeri juga akan menimbulkan persoalan dalam pengawasan atas penyelundupan BBM di dalam negeri yang berdampak pada besarnya konsumsi BBM.Catatan saja, pemerintah menetapkan asumsi ICP sebesar US$ 100 per barel dalam APBN 2013. Sementara itu, asumsi defisit anggaran ditetapkan sebesar 1,65% dari PDB. Dalam nota keauangan RAPBN 2013 menyebutkan, jika rata-rata ICP lebih tinggi dari US$ 1 per barel dari angka yang diasumsikan, maka tambahan defisit anggaran dalam APBN 2013 diperkirakan sebesar Rp 330 miliar - Rp 680 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can