KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia pada bulan Maret 2023 turun sebesar US$ 4,89 per barel dari US$ 79,48 per barel pada Februari 2023 menjadi US$ 74,59 per barel. Penetapan ICP Maret 2023 sebesar US$74,59 per barel tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 131.K/MG.03/DJM/2023 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Maret 2023 tanggal 3 April 2023. Beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional. Tim Harga Minyak Mentah Indonesia menyebut, penurunan harga antara lain disebabkan oleh kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi global khususnya di kawasan Eropa dan AS akibat penutupan Silicon Valley Bank (SVB) pada 10 Maret 2023 yang merupakan kegagalan sistem perbankan terbesar di AS. Persoalan SVB ini disebabkan, antara lain penarikan dana besar-besaran oleh nasabah, meningkatkan ketidakpastian terkait inflasi, suku bunga dan aktivitas ekonomi di masa depan yang berdampak besar pada konsumsi minyak dan investasi global.
“Selain itu, kekhawatiran para pelaku pasar seiring inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, meningkatkan kekhawatiran akan kenaikan suku bunga, penguatan nilai tukar Dolar dan perlambatan aktivitas ekonomi, serta berujung pada turunnya permintaan minyak mentah,” ungkap Tim Harga Minyak Mentah Indonesia dalam
executive summary.
Baca Juga: Harga Minyak Melanjutkan Kenaikan Akibat Kejutan OPEC+ Penurunan harga juga terkait permintaan minyak mentah dunia, di mana International Energy Agency (IEA) dalam laporan bulan Maret 2023 menyampaikan
throughput kilang global mencapai titik terendah pada bulan Februari 2023 di angka 81,1 juta barel per hari karena
seasonal maintenance di AS dan beberapa negara lainnya. Turunnya impor
feedstock kilang-kilang independen China sebesar 8,9% dari bulan sebelumnya menjadi 3,97 juta barel per hari, serta turunnya
oil throughput kilang di Jepang, Taiwan, Singapura dan Korea Selatan. Departemen Energi AS menyatakan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulang cadangan minyak strategis AS (SPR) dapat memakan waktu beberapa tahun. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pasar tentang potensi
oversupply,terutama terkait rencana AS untuk kembali melepas 26 juta barel minyak dari SPR. Selanjutnya sentimen penurunan harga juga terkait pasokan minyak mentah dunia. IEA dalam Laporan bulan Maret 2023 menyampaikan bahwa pasokan minyak mentah dunia melonjak naik sebesar 830 ribu bopd di bulan Februari 2023 menjadi 101,5 juta barel per hari, antara lain disebabkan peningkatan produksi di AS dan Kanada. Diperkirakan pertumbuhan pasokan minyak mentah negara-negara Non OPEC akan mencapai 1,6 juta barel per hari di tahun 2023.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Melonjak Tinggi, Pengurangan Produksi OPEC+ Kejutkan Pasar OPEC melalui Laporan bulan Maret 2023, menyampaikan peningkatan proyeksi produksi minyak mentah Non-OPEC di tahun 2023 sebesar 200 ribu barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya, menjadi 67,20 juta barel per hari. Berdasarkan Laporan Mingguan Energy Information Administration (EIA) AS bulan Maret 2023, AS mencetak rekor baru untuk ekspor produk minyak. Ekspor produk minyak AS mencapai rata-rata 5,97 juta barel per hari didorong oleh peningkatan ekspor distilat sebesar 18% atau 193 ribu barel per hari. Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar atas pemulihan permintaan minyak China seiring Pemerintah China menetapkan target GDP yang moderat, lebih rendah dari perkiraan para ekonom. “Penurunan konsumsi produk gasoline hingga 7.51% dan produk gasoil hingga 0,34% di China yang mengakibatkan penurunan harga jual produk minyak bumi di China,” demikian dikutip dari exsum Tm Harga Minyak Mentah Indonesia.
Baca Juga: Wall Street Menguat Pada Senin (3/4), Saham Tesla Menekan Nasdaq Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada bulan Maret 2023 dibandingkan bulan Februari 2023, selengkapnya sebagai berikut: Dated Brent turun sebesar US$ 3,93 per barel dari US$82,49 per barel menjadi US$ 78,56 per barel. WTI (Nymex) turun sebesar US$ 3,49 per barel dari US$76,86 per barel menjadi US$ 73,37 per barel. Brent (ICE) turun sebesar US$ 4,33 per barel dari US$83,54 per barel menjadi US$ 79,21 per barel. Basket OPEC turun sebesar US$ 3,42 per barel dari US$81,88 per barel menjadi US$ 78,46 per barel. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati