JAKARTA. Peneliti Indonesia Corruption Watch Febri Hendri menilai, delapan nama calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang diserahkan Panitia Seleksi kepada Presiden Joko Widodo, mengecewakan. Berdasarkan catatan ICW, ada tiga nama yang dinilai tidak layak menjadi Pimpinan KPK. "Putusan akhir Pansel Capim KPK mengecewakan dan masih menyisakan beberapa pertanyaan. Dari 8 nama yang telah diloloskan oleh Pansel Capim KPK, kami menilai masih terdapat 3 calon yang tidak tepat," ujar Febri, melalui siaran pers, Rabu (2/9). Febri mengatakan, ICW masih mempertanyakan integritas, komitmen antikorupsi, dan keberpihakannya terhadap eksistensi KPK. Ia menambahkan, salah satu kandidat menganggap KPK hanya berfungsi sebagai trigger machine dengan melimpahkan penyidikan kasus korupsi pada Kepolisian dan Kejaksaan. Calon itu, kata dia, juga tidak setuju dengan adanya penyidik independen KPK.
ICW: Pansel loloskan 3 capim KPK tak tepat
JAKARTA. Peneliti Indonesia Corruption Watch Febri Hendri menilai, delapan nama calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang diserahkan Panitia Seleksi kepada Presiden Joko Widodo, mengecewakan. Berdasarkan catatan ICW, ada tiga nama yang dinilai tidak layak menjadi Pimpinan KPK. "Putusan akhir Pansel Capim KPK mengecewakan dan masih menyisakan beberapa pertanyaan. Dari 8 nama yang telah diloloskan oleh Pansel Capim KPK, kami menilai masih terdapat 3 calon yang tidak tepat," ujar Febri, melalui siaran pers, Rabu (2/9). Febri mengatakan, ICW masih mempertanyakan integritas, komitmen antikorupsi, dan keberpihakannya terhadap eksistensi KPK. Ia menambahkan, salah satu kandidat menganggap KPK hanya berfungsi sebagai trigger machine dengan melimpahkan penyidikan kasus korupsi pada Kepolisian dan Kejaksaan. Calon itu, kata dia, juga tidak setuju dengan adanya penyidik independen KPK.