KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pengawas korupsi independen, ICW, memperkirakan, menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak, korupsi yang dilakukan kepala daerah yang akan mencalonkan diri kembali akan semakin marak. Perkiraan tersebut didasarkan pada biaya pemilihan yang besar, yang membuat calon harus menggunakan berbagai cara, termasuk korupsi agar dana kampanye mereka terpenuhi. Perkiraan lain kata Ade Irawan, Wakil Koordinator ICW juga didasarkan pada model rekrutmen kepala daerah saat ini yang masih berbasis mahar. "Terlepas akhirnya tertangkap operasi tangkap tangan KPK atau tidak, saya yakini, korupsi kepala daerah akan marak," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2). Agar perkiraan tersebut tidak terbukti menjadi kenyataan ada dua langkah penting yang bisa dilakukan. Pertama, jangka pendek pertegas penegakan aturan dalam proses pemilihan kepala daerah.
ICW perkirakan korupsi kepala daerah jelang pilkada makin marak
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pengawas korupsi independen, ICW, memperkirakan, menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak, korupsi yang dilakukan kepala daerah yang akan mencalonkan diri kembali akan semakin marak. Perkiraan tersebut didasarkan pada biaya pemilihan yang besar, yang membuat calon harus menggunakan berbagai cara, termasuk korupsi agar dana kampanye mereka terpenuhi. Perkiraan lain kata Ade Irawan, Wakil Koordinator ICW juga didasarkan pada model rekrutmen kepala daerah saat ini yang masih berbasis mahar. "Terlepas akhirnya tertangkap operasi tangkap tangan KPK atau tidak, saya yakini, korupsi kepala daerah akan marak," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2). Agar perkiraan tersebut tidak terbukti menjadi kenyataan ada dua langkah penting yang bisa dilakukan. Pertama, jangka pendek pertegas penegakan aturan dalam proses pemilihan kepala daerah.