KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Crowdfunding Exchange (ICX) menargetkan pertumbuhan dana investasi dari investor setidaknya mencapai Rp 230 miliar di 2023. Direktur Utama ICX Romario Sumargo mengatakan bahwa pihaknya memproyeksikan pendanaan kepada para startup berkisar Rp 150 miliar hingga Rp 230 miliar. "Mengambil target terbawah, target tahun ini naik 70%," kata Romario di Jakarta, Senin (8/5). Maklum, target tersebut seiring nilai investasi yang bisa ditanamkan melalui ICX mulai dari atas Rp 10 juta. Hal tersebut mengingat, fokus ICX usai
rebranding fokus pada investasi pada holdings.
Romario menegaskan bahwa ICX bukan
venture capital (VC). Sebab, pihaknya tidak memberikan pendanaan melainkan mempertemukan investor dengan para
founder perusahaan rintisan
(startup). "Kalau dulu fokusnya pada cabang, jadi membantu
brand membuka cabang. Namun, sekarang fokus ke
holdings sehingga investor bisa langsung investasi ke
startup atau
private company yang memiliki visi IPO dalam 2-3 tahun mendatang," jelasnya.
Baca Juga: LandX Resmi Rebranding Menjadi ICX, Bidik Perusahaan Startup Sebagai informasi, ICX baru melakukan
rebranding dari sebelumnya LandX. Usai
rebranding, ICX akan lebih fokus pada mempertemukan investor dengan perusahaan menengah dan menengah atas. Adapun sejak berdiri, LandX telah berhasil mempertemukan 89.652 pemodal dengan 43 pelaku usaha, terutama usaha kecil dan menengah (UKM) dengan nilai investasi Rp 235 miliar. Selain itu juga telah membagikan dividen hingga Rp 12,3 miliar kepada para investor. Nah untuk memuluskan rencana usai
rebranding, ICX juga bekerja sama dengan beberapa VC. Antara lain, GDP Ventures, Go Ventures, Spiral Ventures, dan Spil Ventures.
Baca Juga: Memajukan Startup Lewat Urun Dana Daya Tarik Investasi SCF
Sumargo mengatakan, dengan fokus perusahaan pada
startup maka pihaknya membidik
angel investors. Meski begitu, dia bilang investor ritel juga bisa masuk.
Disebutkan, untuk imbal hasil investasi di SCF tergantung dari performa perusahaan yang dimasuki. Namun, secara keuntungan biasanya investor mendapatkannya dari
capital gain sehingga berdasarkan kenaikan valuasi bisnisnya. Sumargo mencontohkan,
startup baru
close up seeds fund dan pasti ada pendanaan selanjutnya yang mendorong kenaikan valuasinya. "Rata-rata itu imbal balik setahun itu 11%-20%, tapi tetap ada risiko seperti kelangkaan dividen. Namun, kalau di ICX bukan fokus ke dividen saja tapi ke lebih valuasi," terang dia. Oleh sebab itu,
startup yang bisa
listing di platform ICX ditargetkan perusahaan rintisan yang telah mendapatkan pendanaan pertamanya. Adapun saat ini, ICX telah memiliki tiga
startup yang berada dalam
pipelilne. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati