KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perempuan semakin memegang peranan penting dalam ekosistem pertanian dan pangan. Terlihat dari pertumbuhan kontribusi perempuan di tahapan rantai pasok industri pangan seperti budidaya dan pendistribusian di sektor UMKM. Namun, eksistensi perempuan di sektor pertanian dan pangan bukan tanpa tantangan. Perlu langkah strategis untuk menjaga dan meningkatkan akses perempuan di sektor pertanian terutama di daerah pedesaan. Direktur
Supply Chain Management dan Teknologi Informasi ID Food, Bernadetta Raras menjelaskan, salah satu upaya meningkatkan akses perempuan di sektor pertanian dan pangan melalui digitalisasi. Sehingga perempuan semakin melek perkembangan digital dan berdampak terhadap semakin mudah menjalankan usaha secara daring.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika RI 2021, 80% UMKM milik perempuan di Indonesia kini menggunakan platform digital untuk menjual produk dan layanannya. "Survei tersebut juga menemukan bisnis-bisnis ini mengalami peningkatan penjualan rata-rata sebesar 20% sejak merekamenggunakan teknologi digital,” papar Raras. dalam keterangannya, Jumat (19/4). Guna meningkatkan akses digital tersebut, ID Food melakukan pengembangan sejumlah aplikasi yang dapat membuka akses perempuan untuk melakukan kegiatan wirausaha secara daring. Seperti pengembangan kanal Digital Touch Point market.idfood.co.id, digital lelang “Dilan”,
e-commerce Warung Pangan, optimalisasi
marketplace “PaDiUMKM” yang dijalankan bersama Kementerian BUMN, dan pembuatan
channel online store di
e-commerce untuk memasarkan produk-produk pertanian dan pangan. Langkah tersebut memungkinkan ID Food menjalin kemitraan dengan pelaku usaha pertanian dan UMKM Perempuan. ID Food juga dapat melakukan
off take produk-produk yang dihasilkan oleh petani untuk kemudian diolah dan dipasarkan untuk segmen pasar nasional maupun mancanegara. "Jadi kita membuka peluang selebar-lebarnya khususnya bagi para pelaku usaha perempuan untuk berkolaborasi,” jelasnya.
Baca Juga: Ada Potensi El Nino Panjang, Ini yang Dilakukan Kementan Besarnya peran perempuan di sektor pertanian dan pangan tersebut seiring dengan pertumbuhan petani dan pelaku UMKM perempuan di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, Indonesia memiliki sebanyak 30% petani perempuan dari total 27,5 juta petani. Jumlah ini meningkat dari tahun 2019 yang berada di angka 24% dari total 24 juta petani. Raras mengatakan, meski kontribusi perempuan di sektor pertanian dan pangan terus tumbuh, hal tersebut bukan tanpa tantangan. Saat ini perempuan di berbagai negara menghadapi tantangan hampir seragam, yaitu terkait keterbukaan akses perbankan/permodalan, kepemilikan tanah, literasi keuangan dan digital, serta akses pasar. “Maka itu, dukungan seluruh s
takeholder pangan terhadap pemberdayaan perempuan di sektor pangan perlu terus ditingkatkan, mengingat perempuan menjadi salah satu pilar pembangunan pertanian dan kesejahteraan rumah tangga terutama di daerah pedesaan,” ujarnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Raras menegaskan, perlunya penerapan inisiatif strategis yang konkrit, di antaranya melalui program close loop pertanian terintegrasi dari hulu hingga hilir. Ia memberikan contoh, model semacam itu telah berjalan di Indonesia melalui program Makmur yang diinisiasi Kementerian BUMN bersama sejumlah BUMN di sektor pangan, perbankan, asuransi, perkebunan, dan logistik atau perdagangan. "Di program ini ID Food bertindak sebagai ketua. Program ini terbukti efektif meningkatkan jumlah areal tanam, partisipasi petani, serta produksi komoditas pangan,” terangnya. Program Makmur merupakan program korporatisasi pertanian yang meliputi aktivitas pendanaan, budidaya, pemanfaatan teknologi,
off take hasil panen, serta asuransi. Program ini telah dijalankan sejak 2021 sampai saat ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ahmad Febrian