KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
E-commerce di Indonesia terus menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan meskipun menghadapi berbagai tantangan. Menurut Hilmi Adrianto, Ketua Umum PT Idea Indonesia Akademi Tbk (IDEA), ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan untuk memahami dinamika pasar
e-commerce di Indonesia pada tahun 2024. Kata dia, tahun ini pertumbuhan
Gross Merchandise Value (GMV)
e-commerce di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 3,7%.
Baca Juga: Tokopedia gandeng entreprenur lokal dan Raline Syah luncurkan kampanye Ramadan "Kalau laporan dari Momentum Works tahun ini pertumbuhan GMV di Indonesia hanya mencatatkan kenaikan sebesar 3,7%, yang merupakan angka paling rendah di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya. Namun di sisi lain kita bisa melihat hal ini sebagai hal yang positif yaitu pasar saat ini yang mulai matang dan stabil setelah periode pertumbuhan yang cepat sebelumnya," ujar Hilmi kepada Kontan, Jumat (19/7).
Proyeksi Nilai Transaksi E-commerce
Berdasarkan laporan dari Bank Indonesia, nilai transaksi e-commerce mencapai Rp474 triliun sepanjang tahun 2023. Nilai transaksi e-commarce diproyeksi tumbuh sebesar 2,8% di tahun 2024 dan diharapkan akan meningkatkan nilai transaksi menjadi Rp503 triliun pada tahun 2025. "Artinya Indonesia masih menjadi pangsa pasar yang luas terutama untuk industri
e-commerce," sambungnya.
Strategi Meningkatkan Pertumbuhan GMV
Hilimi melanjutkan, untuk mencapai pertumbuhan GMV yang lebih tinggi di Indonesia pada tahun ini, beberapa langkah strategis perlu diperhatikan. Misalnya, perlu dilakukan peningkatan investasi dalam infrastruktur teknologi dan logistik guna mempercepat proses pengiriman barang dan memperluas cakupan layanan ke daerah-daerah di luar kota besar di Indonesia. Selain itu, penting untuk terus mengedukasi konsumen tentang keamanan transaksi online serta memperluas pilihan pembayaran digital yang tersedia. Kemudian, memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM dan mendorong para UMKM untuk masuk ke
platform e-commerce dengan program dukungan yang lebih intensif. "Contohnya seperti pelatihan digital, bantuan dalam perizinan seperti NIB, sertifikat halal dan yang lainnya serta akses mudah ke infrastruktur logistik yang dapat mempermudah jangkauan pasar para UMKM lebih luas lagi," imbuhnya. Sedangkan tren utama dalam industri
e-commerce di Asia Tenggara yang harus menjadi fokus para pelaku
e-commerce di Indonesia agar dapat terus berkembang adalah dengan melakukan adopsi teknologi terbaru untuk meningkatkan personalisasi pengalaman pengguna dan efisiensi operasional. Selain itu, integrasi lebih dengan platform pembayaran dan pengembangan strategi pemasaran digital yang lebih cerdas juga menjadi kunci dalam meningkatkan penetrasi pasar.
"Dengan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan
e-commerce di Indonesia dapat terus mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan dan memperkuat posisinya sebagai motor utama dalam pasar
e-commerce di Asia Tenggara," pungkasnya.
Baca Juga: Transaksi Digital di Indonesia Disebut Sudah Banyak Kemajuan, Ini Kata idEA IDEA Beberkan Strategi Untuk Meningkatkan GMV Industri E-Commarce Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati