KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan bahwa semua masyarakat yang memenuhi syarat bisa segera divaksin agar pencapaian herd immunity bisa dipercepat. Bahkan, seperti yang dicanangkan, Pemerintah Indonesia memasang target total vaksinasi Covid-19 sebanyak 181.554.565. Untuk mengoptimalisasi vaksinasi, Kementerian Kesehatan mengeluarkan surat edaran tertanggal 15 maret 2021, yang salah satu isinya menambahkan alternatif memperpanjang waktu antara pemberian dosis pertama dengan dosis kedua vaksin COVID-19 Sinovac menjadi 28 hari. Lalu vaksinasi lansia dilakukan berbarengan dengan vaksinasi untuk orang dewasa. Menanggapi hal itu, Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Mohammad Adib Khumaidi menyetujui langkah yang diambil pemerintah itu. Menurutnya, pada penyuntikan dosis pertama belum terjadi pembentukan antibodi, melainkan baru pengenalan terhadap protein virus SARS-CoV2, penyebab COVID-19. Itu terjadi antara suntikan pertama hingga hari ke-18. “Semua pembentukan antibodi baru terjadi setelah suntikan kedua,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Kontan, Jumat (26/3). Untuk itu, Adib berharap Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan bisa langsung menyesuaikan surat edaran tersebut. Rentang itu bisa dimanfaatkan untuk menjangkau lebih luas warga yang mendapat suntikan pertama vaksin COVID-19 menjadi lebih banyak.
IDI berharap vaksinasi Covid-19 berjalan optimal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan bahwa semua masyarakat yang memenuhi syarat bisa segera divaksin agar pencapaian herd immunity bisa dipercepat. Bahkan, seperti yang dicanangkan, Pemerintah Indonesia memasang target total vaksinasi Covid-19 sebanyak 181.554.565. Untuk mengoptimalisasi vaksinasi, Kementerian Kesehatan mengeluarkan surat edaran tertanggal 15 maret 2021, yang salah satu isinya menambahkan alternatif memperpanjang waktu antara pemberian dosis pertama dengan dosis kedua vaksin COVID-19 Sinovac menjadi 28 hari. Lalu vaksinasi lansia dilakukan berbarengan dengan vaksinasi untuk orang dewasa. Menanggapi hal itu, Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Mohammad Adib Khumaidi menyetujui langkah yang diambil pemerintah itu. Menurutnya, pada penyuntikan dosis pertama belum terjadi pembentukan antibodi, melainkan baru pengenalan terhadap protein virus SARS-CoV2, penyebab COVID-19. Itu terjadi antara suntikan pertama hingga hari ke-18. “Semua pembentukan antibodi baru terjadi setelah suntikan kedua,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Kontan, Jumat (26/3). Untuk itu, Adib berharap Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan bisa langsung menyesuaikan surat edaran tersebut. Rentang itu bisa dimanfaatkan untuk menjangkau lebih luas warga yang mendapat suntikan pertama vaksin COVID-19 menjadi lebih banyak.