IDI: Lebih dari 6 bulan pandemi Covid-19, angka kematian tenaga kesehatan capai 253



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim Advokasi dan Hubungan Eksternal dari Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Eka Mulyana mengungkapkan, pandemi Covid-19 sudah berlangsung lebih dari satu semester. 

Jumlah kematian tenaga kesehatan juga semakin bertambah. "Lebih dari satu semester masa pandemi ini, angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan semakin bertambah dan mengkhawatirkan," ujar Eka dikutip dari siaran pers PB IDI, Senin (26/10). 

Berdasarkan catatan PB IDI sejak Maret hingga Oktober 2020 terdapat total 253 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19. Jumlah tersebut terdiri dari 141 dokter, 9 dokter gigi, dan 103 perawat. 


Secara rinci, para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 75 dokter umum (5 guru besar), 64 dokter spesialis (5 guru besar), serta 2 residen yang berasal dari 18 IDI Wilayah (provinsi) dan 66 IDI Cabang (Kota/Kabupaten). 

Baca Juga: Jumlah penambahan kasus baru Covid-19 di jakarta masih yang tertinggi

Kemudian, berdasarkan data provinsi, jumlah dokter meninggal terbanyak ada di Jawa Timur, yakni 35 dokter. Lalu di Sumatra Utara (23 dokter), DKI Jakarta (20 dokter), Jawa Barat (11 dokter), Jawa Tengah (10 dokter), Sulawesi Selatan (6 dokter), Bali (5 dokter), Sumatra Selatan (4 dokter), Kalimantan Selatan (4 dokter), DI Aceh (4 dokter), Riau (4 dokter), Kalimantan Timur (3 dokter), Banten (3 dokter), Kepulauan Riau (2 dokter), DI Yogyakarta (2 dokter), Nusa Tenggara Barat (2 dokter), Sulawesi Utara (2 dokter), dan Papua Barat (1 dokter). 

Eka melanjutkan, pandemi Covid-19 telah mengingatkan kita semua tentang peran penting para petugas medis dan kesehatan untuk meringankan penderitaan dan menyelamatkan nyawa masyarakat.  "Tidak ada negara, rumah sakit atau klinik yang dapat menjaga keamanan pasiennya kecuali jika petugas kesehatannya tetap aman dan terlindungi dari resiko terpapar Covid-19," katanya. 

Dia pun mengingatkan, hilangnya pekerja medis dan kesehatan ahli tidak dapat tergantikan dalam waktu singkat. Eka pun mengungkapkan, tercatat peningkatan yang membuat prihatin adanya laporan pelecehan verbal, diskriminasi dan kekerasan fisik pada petugas medis dan kesehatan selama masa pandemi ini. 

"Sehingga, perlindungan dan keamanan para tenaga medis dan kesehatan adalah mutlak diperlukan dalam menghadapi pandemi covid19 ini selain tentu diperlukan juga peran serta pihak-pihak lainnya baik pemerintah pusat daerah, swasta dan para tokoh agama/masyarakat (multihelix)," tambah Eka. (Dian Erika Nugraheny)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "IDI: Lebih dari Satu Semester Pandemi, Angka Kematian Tenaga Kesehatan Semakin Mengkhawatirkan".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari