JAKARTA. PT Indosiar Karya Media Tbk siap memecah nilai nominal saham atau
stock split. Aksi ini bertujuan meningkatkan jumlah saham Indosiar yang beredar di pasar. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Indosiar, Senin (3/9), telah merestui
stock split dengan rasio 1:5. "RUPSLB hari ini (kemarin) menyetujui
stock split dengan rasio sesuai usulan kami," ujar Halim Lie, Direktur Utama Indosiar, Senin (3/9). Dengan rasio stock split 1:5, maka nilai nominal saham Indosiar akan menciut menjadi Rp 50 per saham dari sebelumnya senilai Rp 250 per saham. Perseroan perlu stock split demi meningkatkan aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.
Jika aksi korporasi itu terwujud, harga saham berkode IDKM itu nantinya berkisar Rp 1.100 per saham. Saat ini, harga IDKM di level Rp 5.500 per saham. Dengan memecah nilai saham, harga efek Indosiar menjadi lebih terjangkau bagi investor ritel. Manajemen berharap hasil kinerja perusahaan dapat dinikmati lebih banyak oleh pemegang saham publik. "Setelah
stock split diperkirakan likuiditas perdagangan saham juga akan meningkat," ujar Halim. Aksi stock split dijadwalkan berlangsung pada September tahun ini. Perseroan akan mengajukan permohonan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan pada pekan ini. Kinerja keuangan Indosiar terbilang moncer di semester I 2012, dengan laba bersih Rp 150,69 miliar. Jumlah itu naik signifikan daripada kinerja setahun lalu dengan kerugian bersih Rp 15 miliar. Pendapatan bersih di paruh pertama tahun ini juga meningkat 34% year-on-year (yoy) menjadi Rp 518 miliar. Manajemen Indosiar masih terus berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas program-program siaran demi mendukung kinerja keuangan di tahun ini. "Kami akan fokus ke program dengan segmen usia yang lebih dewasa," tutur Halim. Hal itu seiring dengan langkah saudara Indosiar, yakni PT Surya Citra Media Tbk, untuk fokus ke program untuk anak-anak dan remaja. Surya Citra adalah pemilik stasiun televisi SCTV. Indosiar dan SCTV berada di bawah induk yang sama, yaitu PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. Cenderung sideways Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan, otoritas bursa mendorong emiten untuk melakukan
stock split dengan tujuan menambah jumlah pemegang saham. BEI bahkan tak segan-segan menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham emiten yang jumlah pemiliknya sedikit. "Sesuai aturan, minimal jumlah pemegang saham harus 1.500 pihak. Jika kurang dari itu, kami akan suspensi," ujar Hoesen. Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada menilai
stock split Indosiar akan berdampak positif. "Pelaku pasar akan memanfaatkan
stock split itu dan membidik saham IDKM sehingga harganya akan naik. Tapi kondisi tersebut hanya jangka pendek," ujar dia.
Toh, pergerakan harga saham IDKM tidaklah atraktif. Harga saham emiten ini diprediksi cenderung sideways dalam jangka waktu lama, setelah mengalami kenaikan beberapa poin. Kondisi tersebut berbeda dengan saham emiten media lainnya, seperti saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang lebih menarik dan kenaikannya relatif cepat. Indosurya Asset Management memperkirakan harga saham IDKM hingga akhir tahun ini bisa menyentuh Rp 6.100 per saham. Investor bisa masuk dengan cara trading. Saham IDKM cenderung mengalami kenaikan pada bulan November, Desember, Februari, Maret, serta Juni dan Juli. "Saat ini pergerakannya cenderung sideways," ungkap Reza. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: