LONDON. International Energy Agency (IEA) kemungkinan akan memangkas prediksi permintaan minyak di tahun 2009 sebagai bentuk respons atas resesi yang paling buruk sejak Perang Dunia II. Para penasihat untuk 28 negara konsumen minyak akan mengurangi hitungan pertumbuhan di tengah permintaan global, dari 700.000 barel per hari atau sekitar 0,8%. Hal ini akan dilaporkan pada hari Kamis (13/11). International Monetary Fund (IMF) minggu lalu telah memberi sinyal akan resesi yang bersamaan di AS, jepang dan Eropa setelah lebih dari 60 tahun. "Merujuk data yang telah dikoreksi IMF, sepertinya mereka akan mengecilkan permintaan mereka," kata Lawrence Eagles, global head of commodities research JPMorgan Chase & Co. di New York. Ia meramalkan, permintaan akan menciut 0,4% atau 320,000 per hari pada tahun 2009. "Berapa pun, asalkan pertumbuhan permintaannya di atas nol, itu sudah prediksi yang optimis," imbuhnya. Harga minyak sudah terjungkal lebih dari US$ 80 dari rekor tertingginya yaitu US$ 147,27 per barel di bulan Juli lalu. Penurunan ini sejalan dengan menyusutnya penggunaan bahan bakar di AS ke level yang paling rendah sepanjang sembilan tahun terakhir ini. IEA meramalkan konsumsi minyak akan naik menjadi sekitar 87,2 juta barel per hari tahun depan berdasarkan Oil Market Report pada 10 Oktober 2008 lalu."Data bulanan AS menunjukkan permintaan yang lebih lemah ketimbang data mingguan," kata Gareth Lewis-Davies dari Dresdner Kleinwort Group Ltd. Ia mengatakan, jika IEA berpikir bahwa datanya akurat, maka benar, mereka kemungkinan akan mengecilkan angka permintaan mereka. IEA telah memangkas prediksi mereka di tahun 2008 menjadi sekitar 1,3 juta barel sehari setelah melakukan koreksi sebanyak tujuh kali tahun ini. Minggu lalu, mereka merilis laporan World Energy Outlook yang telah mengiris proyeksinya di tahun 2030 sekitar 9,4% menjadi 106 juta barel.
IEA Akan Ciutkan Prediksi Permintaan Minyak
Oleh: Femi Adi Soempeno
Selasa, 11 November 2008 10:53 WIB