KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menghadapi tantangan besar untuk mencapai target penerimaan pajak tahun 2025 yang ditetapkan sebesar Rp 2.189,3 triliun, atau tumbuh sekitar 13,9% dibanding outlook tahun 2024. Direktur Eksekutif Indonesia Economic Fiscal (IEF) Research Institute Ariawan Rahmat memperkirakan, perekonomian global pada tahun depan cenderung stagnan. Di sisi lain, harga komoditas diprediksi mengalami moderasi, yang bisa memengaruhi penerimaan pajak dari sektor-sektor terkait komoditas.
Baca Juga: Bukan Tax Holiday, CITA Sebut Apple Minta Pembebasan PPh 22 Impor pada Pemerintah RI Ariawan menyarankan, pemerintah untuk lebih fokus pada sektor informal, yang belum sepenuhnya tergarap dalam sistem perpajakan. “Adanya pergeseran dari sektor manufaktur ke sektor jasa meningkatkan sektor informal. Maka, tahun depan pemerintah harus lebih fokus pada sektor informal tersebut,” kata Ariawan kepada Kontan.co.id, Selasa (12/11). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada Februari 2024, sekitar 59,17% pekerja di Indonesia berada di sektor informal, sementara hanya 40,83% yang bekerja di sektor formal. Menurut Ariawan, tingginya jumlah pekerja di sektor informal menunjukkan potensi pajak yang masih bisa digali, terutama dari Pajak Penghasilan (PPh). Baca Juga: Tax Ratio Rendah Jadi Masalah Klasik, Indonesia Perlu Redesain Kebijakan Pajak “Para pekerja informal, terutama yang bergerak di sektor digital, mungkin memiliki penghasilan yang melebihi batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), namun belum tersentuh pajak,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa sebagian pekerja informal di sektor digital bisa saja memiliki penghasilan di atas PTKP.