KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menurut hasil kajian Institute for Essential Services Reform (IESR) dalam laporan terbarunya berjudul “Indonesia Sustainable Finance Outlook 2023” membeberkan ada empat alasan yang menyebabkan masih rendahnya alokasi kredit dari perbankan untuk proyek energi baru terbarukan (EBT). Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa menjelaskan sejak 2018, investasi EBT telah gagal mencapai tujuan tahunannya, meninggalkan Indonesia dengan defisit pendanaan yang cukup besar sebelum dapat memenuhi 23% pangsa energi terbarukan pada tahun 2025. “Untuk menghindari ‘transition hazards’ di masa depan, Indonesia harus segera memulai transisi awal dengan secara bertahap menggeser menjauhi bahan bakar fosil dan menuju sumber energi terbarukan,” jelasnya dalam laporan yang dipublikasikan pada 17 Oktober 2022.
IESR Ungkap Ada 4 Alasan Masih Rendahnya Alokasi Kredit untuk Energi Terbarukan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menurut hasil kajian Institute for Essential Services Reform (IESR) dalam laporan terbarunya berjudul “Indonesia Sustainable Finance Outlook 2023” membeberkan ada empat alasan yang menyebabkan masih rendahnya alokasi kredit dari perbankan untuk proyek energi baru terbarukan (EBT). Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa menjelaskan sejak 2018, investasi EBT telah gagal mencapai tujuan tahunannya, meninggalkan Indonesia dengan defisit pendanaan yang cukup besar sebelum dapat memenuhi 23% pangsa energi terbarukan pada tahun 2025. “Untuk menghindari ‘transition hazards’ di masa depan, Indonesia harus segera memulai transisi awal dengan secara bertahap menggeser menjauhi bahan bakar fosil dan menuju sumber energi terbarukan,” jelasnya dalam laporan yang dipublikasikan pada 17 Oktober 2022.