IEU-CEPA Sepakati Kerjasama Sistem Pangan Berkelanjutan hingga Hambatan Perdagangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan Uni Eropa telah menuntaskan perundingan Indonesia- European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) putaran ke 17 pada 26 Februari-1 Maret 2024 di Bandung, Jawa Barat. 

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan dalam putaran ke 17 ini kedua negara telah menyepakati secara teknis tiga bab yaitu kerja sama sistem pangan berkelanjutan, hambatan perdagangan dan ketentuan institusinonal. 

Djatmiko menyebut, dalam putaran ini banyak hal yang sudah dicapai. Kedua belah pihak telah menyelesaiakan sebanyak 11 bab kesepatan dari total lebih 20 bab yang dibahas dalam IEU-CEPA. 


"Meskipun masih banyak hal yang harus dibahas lebih dalam untuk mencari lending zone kedua belah pihak," jelas Djatmiko dalam konferensi pers daring, Selasa (5/3). 

Djatmiko juga mengatakan perundingan IEU-CEPA ini ditergetkan rampung pada tahun 2024. Untuk itu, menurutnya perlu dukungan beberapa pihak termasuk pelaku usaha dalam negeri untuk memastikan terget ini tercapai. 

Baca Juga: Bahas Sejumlah Isu Penting, Perundingan Ekonomi Indonesia-Eropa Akan Tuntas Tahun Ini

Djatmiko menegaskan IEU-CEPA dipastikan dapat menguntungkan kedua belah negara. Ke depan, ia berharap melalui perjanjian dagang ini Indonesia tidak hanya bisa meningkatkan ekspor komoditas potensial saja seperti di sektor pertanian. 

Ia juga berharap ada pertukaran komoditas yang bisa dikerjasamakan dalam bentuk jasa ataupun hal lainya. 

"Jadi kita harapkan IEU-CEPA tidak konvensional saja kedepan, tapi taping in to potencial and switch perspective sector.  Makanya disini kita bicaa chapter investasi juga, jasa juga," jelas Djatmiko. 

Diketahui, Uni Eropa merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Pada 2023, total perdagangan keduanya tercatat sebesar US$ 30,8 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Uni Eropa tercatat sebesar US$16,7 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Uni Eropa sebesar US$14,1 miliar.

Sejumlah produk ekspor and Alan Indonesia ke Uni Eropa yakni minyak kelapa sawit dan faksinya, bijih tembaga dan konsentratnya, asam lemak monokarboksilat industri, alas kaki, serta residu minyak padat dari ekstraksi saturan.  

Sementara impor utama Indonesia dari Uni Eropa meliputi mobil dan kendaraan bermotor untuk penumpang, obat-obatan, kendaraan bermotor untuk angkutan barang, mesin pembuat bubur kertas, serta pipa dari besi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat