JAKARTA. Transaksi ritel di Indonesia masih didominasi penggunaan uang tunai. Karena itu, International Finance Corporation (IFC) berencana menjadi koordinator dan katalisator penggunaan uang elektronik alias e-money di industri perdagangan ritel tradisional. Menurut rencana, tahun depan, lembaga keuangan yang menjadi anggota grup Bank Dunia ini akan membentuk kelompok kerjasama , yang melibatkan industri perbankan, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan penyedia jasa e-money,seperti industri telekomunikasi. Rencana IFC ini tak lepas dari penelitian tentang perilaku keuangan dan manajemen peritel mikro dan kecil yang digelar Spire Research & Consulting bekerjasama dengan IFC dan e-MITRA. Hasil proyek yang didanai US Internasional Agency for International Development (USAID) itu menyimpulkan terjadi kesenjangan digital antara pedagang tradisional dan distributor lantaran penggunaan uang tunai dalam bertransaksi masih besar.
IFC ingin bentuk tim percepat penggunaan e-money
JAKARTA. Transaksi ritel di Indonesia masih didominasi penggunaan uang tunai. Karena itu, International Finance Corporation (IFC) berencana menjadi koordinator dan katalisator penggunaan uang elektronik alias e-money di industri perdagangan ritel tradisional. Menurut rencana, tahun depan, lembaga keuangan yang menjadi anggota grup Bank Dunia ini akan membentuk kelompok kerjasama , yang melibatkan industri perbankan, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan penyedia jasa e-money,seperti industri telekomunikasi. Rencana IFC ini tak lepas dari penelitian tentang perilaku keuangan dan manajemen peritel mikro dan kecil yang digelar Spire Research & Consulting bekerjasama dengan IFC dan e-MITRA. Hasil proyek yang didanai US Internasional Agency for International Development (USAID) itu menyimpulkan terjadi kesenjangan digital antara pedagang tradisional dan distributor lantaran penggunaan uang tunai dalam bertransaksi masih besar.