IFC Minta Pendanaan Kelapa Sawit Indonesia Di-Hold



JAKARTA. Kampanye lingkungan yang menyeret industri kelapa sawit terus bergulir. Industri kelapa sawit Indonesia tidak hanya mendapatkan kecaman berupa penghentian pasokan untuk perusahaan Eropa saja, tapi industri ini juga terancam tidak mendapatkan pendanaan dari lembaga pembiayaan asing. “Salah satunya adalah IFC (International Finance Coorporation) yang merupakan anggota dari Bank Dunia,” kata Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemdag) Yamanah A.C kepada KONTAN di Jakarta, Senin (9/8).Menurut Yamanah yang ditemui di sela-sela Forum Industry Pengolahan Hasil Perikanan di Hotel Peninsula, Jakarta, Senin (9/8), IFC mendapatkan tekanan dari konsumennya agar tidak menghentikan kucuran kredit kepada industri kelapa sawit di Indonesia. “IFC Indonesia meminta Kemdag untuk menyatakan bahwa industri sawit di Indonesia itu ramah lingkungan,” jelas Yamanah. IFC Indonesia memiliki kepentingan agar industri kelapa sawit di Indonesia tetap mendapatkan pembiayaan dari IFC. Tujuannya, agar kinerja IFC tetap kinclong. Hanya saja, IFC juga mendapatkan tekanan agar melakukan “hold” alias penahanan pembiayaan untuk industri kelapa sawit Indonesia. “Kalau di hold, tentunya IFC Indonesia tidak bisa lagi menyalurkan pembiayaan dan tentu berdampak pada kinerjanya,” jelas Yamanah.Saat ini Kemdag sudah menerima permintaan dari IFC Asia Tenggara tersebut dan sedang dalam pembahasan.Sayangnya, hingga berita ini ditulis, industri kelapa sawit sendiri belum bisa dikonfirmasi oleh Kontan.co.id. Namun, menurut Yamanah, industri kelapa sawit sudah enggan duluan mendapatkan pembiayaan dari lembaga pembiayaan dari Eropa. “Mereka bilang ke saya sudah enggan mendapatkan pembiayaan dari IFC,” kata Yamanah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: