IFG Life Dongkrak Premi Lewat Produk Baru dan Digitalisasi



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Asuransi masih memiliki peluang untuk pertumbuhan. Pasalnya, banyak masyarakat yang belum melek atas memanfaatkan asuransi sebagai bentuk proteksi dini karena tingkat penetrasi yang masih rendah.

Tak dapat dipungkiri, literasi dan inklusi asuransi di Indonesia yang masih rendah menjadi tantangan bagi industri asuransi. Kendati demikian, hal itu pun menjadi peluang karena masih banyak masyarakat yang perlu diperkenalkan dengan proteksi melalui asuransi.

Corporate Secretary PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), Gatot Haryadi menilai, bahwa pengembangan produk asuransi dan pemanfaatan layanan digital dapat menjadi langkah optimal untuk meningkatkan penetrasi asuransi di masyarakat. “Industri asuransi dapat hadir lebih dekat kepada masyarakat melalui strategi itu,” katanya, Selasa (14/11).


Dari potensi permintaan pasar tersebut, IFG Life mengembangkan produk-produk asuransi yang sesuai kebutuhan masyarakat dan fokus pada proteksi.

Baca Juga: Asuransi Kendaraan Listrik Dinilai Perlu Dikaji Lagi, Ini Kata Asuransi Astra

Misalnya, perusahaan menerbitkan produk IFG LifeSAVER yang memberikan perlindungan dari kecelakaan dan aktivitas sehari-hari. Nah, IFG LifeSAVER dapat memproteksi kecelakaan di jalan raya, hingga cidera saat berolahraga. Produk itu pun memberikan santunan tutup usia atau cacat tetap karena kecelakaan.

Dalam memasarkan produk tersebut dan meningkatkan pendapatan premi, IFG Life yang tergabung dalam ekosistem Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan membidik dari segala segmen, baik pemegang polis individu maupun korporasi rekanan BUMN.

Tidak hanya pembuatan produk yang memenuhi kebutuhan publik, IFG Life juga mengoptimalkan digitalisasi untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, baik sebagai sarana penjualan maupun layanan bagi pemegang polis.

Gatot menjelaskan bahwa penggunaan layanan digital dapat membuat IFG Life menjangkau sebanyak mungkin calon pemegang polis di seluruh wilayah Indonesia, tanpa terkendala jarak dan waktu. Meskipun begitu, digitalisasi tetap disertai dengan peningkatan edukasi dan literasi kepada masyarakat mengenai pentingnya asuransi.

Baca Juga: Pemerintah Mengusulkan Biaya Haji Tahun 2024 Sebesar Rp 105 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Nina Dwiantika