IFG Life Fokus Kembangkan Lini Usaha Asuransi Kesehatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, pada industri asuransi jiwa di kuartal I-2024, lini usaha asuransi kesehatan menjadi lini usaha yang alami peningkatan pendapatan premi tertinggi secara tahunan atau year on year (YoY). 

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK Ogi Prastomiyono mengatakan, lini usaha asuransi kesehatan alami peningkatan sebesar 32,11% YoY.

"Kemudian diikuti lini usaha kematian jangka warsa dengan peningkatan 27,65% YoY," ujarnya dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Selasa (14/5).


Terkait hal ini, PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) menyampaikan asuransi kesehatan merupakan salah satu lini bisnis yang sedang perusahaan rintis dan kembangkan kapabilitas bisnisnya. 

Baca Juga: BNI Life Catat Premi Asuransi Kesehatan Rp 316,5 Miliar Per April 2024

"Saat ini porsi pendapatan premi asuransi kesehatan masih berada di bawah 10% dari total pendapatan premi," ujar Head of Corporate Secretariat IFG Life Gatot Harydisaat dihubungi Kontan.co.id, Senin (20/5).

Untuk menekan klaim asuransi kesehatan, IFG Life melakukan pengendalian biaya medis seperti pemilihan dan pemantauan fasilitas kesehatan provider yang menjadi rekanan IFG Life dalam pemberian pelayanan medis dan obat-obatan yang tepat guna dan efisien, serta mengedepankan penjualan berbasis managed care untuk produk asuransi kesehatan.

Lebih lanjut, OJK mencatat sisi asuransi umum dan reasuransi, lini usaha harta benda (properti) mengalami peningkatan tertinggi yaitu 37,49% YoY diikuti lini usaha asuransi kredit dengan kenaikan 35,47% YoY.

Adapun akumulasi pendapatan premi asuransi komersil per Maret 2024 yang mencapai Rp 87,77 triliun. Nilai itu naik 11,80% secara tahunan.

Ogi bilang, akumulasi premi tersebut terdiri dari premi asuransi jiwa yang tumbuh sebesar 2,09% YoY per Maret 2024, dengan nilai sebesar Rp 45,78 triliun. Selain itu, premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 24,75% YoY, dengan nilai sebesar Rp 41,99 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi