KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di bisnis olahan kayu, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (
IFII) memproyeksikan tren pertumbuhan penjualan masih akan berlanjut di kuartal kedua tahun ini. Faktor pendorongnya yakni penambahan kapasitas produksi yang sudah mulai berproduksi sejak pertengahan kuartal II-2023. Direktur IFII Ang Andri Pribadi menjelaskan bahwa fasilitas produksi tambahan MDF Line kedua sudah mulai berproduksi secara komersial sejak bulan Mei 2023. Tambahan kapasitas produksi MDF tersebut akan dialokasikan untuk memenuhi permintaan dari negara-negara di Kawasan Timur Tengah yang terus meningkat setiap tahunnya.
Baca Juga: Permintaan Olahan Kayu Naik, Indonesia Fibreboard (IFII) Tambah Fasilitas Produksi “Perseroan optimis bahwa di kuartal II-2023 akan terus mengalami pertumbuhan penjualan seiring dengan fasilitas produksi tambahan MDF Line kedua yang sudah mulai berproduksi,” ungkap Ang, ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/7). Sebagai gambaran, kinerja Perseroan selama kuartal I-2023 mengalami pertumbuhan positif yang ditandai dengan meningkatnya penjualan bersih, dari sebelumnya Rp 169,94 miliar pada kuartal I-2022, menjadi Rp 186,95 miliar. IFII juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp 19,88 miliar. Pencapaian ini lebih tinggi dari perolehan laba periode berjalan di kuartal I-2022 yang tercatat senilai Rp 12,57 miliar. Meski berhasil mencetak pertumbuhan bisnis di awal tahun 2023, IFII melihat prospek bisnis hingga akhir tahun nanti akan melambat dikarenakan kondisi global saat ini. Di mana, kondisi itu tidak hanya berdampak pada Perseroan saja namun juga kepada produsen MDF lainnya khususnya di Asia.
Baca Juga: Fasilitas produksi MDF kedua akan kerek penjualan Indonesia Fibreboard (IFII) “Negara tujuan utama ekspor Perseroan seperti Jepang juga sudah memperlihatkan perlambatan pertumbuhan permintaan dikarenakan kondisi perekonomian di negaranya,” sebutnya.
Atas dasar kondisi di atas, IFII berusaha mengambil langkah-langkah antisipasi, di antaranya dengan terus menganalisa dampaknya terhadap margin Perusahaan secara keseluruhan, mencari alternatif pasar lainnya, serta menaikkan harga jual produk supaya komposisi margin tetap bisa terjaga.
Dengan demikian, diharapkan penjualan dan laba bersih bisa tetap mengalami pertumbuhan yang positif dari tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .