IGAR percepat pengantaran kemasan obat akibat wabah virus corona



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kemasan flexible packaging, PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR) mengakui bahwa akhir-akhir ini menerima pesanan tambahan untuk kemasan obat dan multivitamin dari perusahaan farmasi nasional. Hal ini mulai dirasakan pasca wabah virus corona diumumkan di Indonesia.

Antonius Muhartoyo, Presiden Direktur IGAR mengatakan beberapa pelanggan perusahaan memang meminta memajukan pengiriman kemasan obatnya. "Kemasan seperti beberapa jenis obat dan multivitamin memang kami pasok agak cepat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/3).

Baca Juga: Lelang e-catalogue BPJS kerek permintaan kemasan obat Champion Pacific (IGAR)


Namun demikian perusahaan belum terburu-buru meningkatkan produksi pabrikan. Antonius enggan membeberkan besaran kapasitas produksi perusahaan, namun dari segi utilisasi produksi rata-rata setiap tahun di atas 90%.

Meski demikian secara umum pasar di awal tahun dinilai belum positif, sehingga perusahaan berharap pertengahan tahun ini bisa jadi titik balik bisnisnya melesat. Selain itu harga jual obat yang belum banyak berubah sebenarnya juga turut mempengaruhi pendapatan keuntungan perusahaan.

Soal pasokan bahan baku untuk produksi, menurut Antonius saat ini tidak ada masalah. Sebab mulai pulihnya industri di China menjadi tanda rantai suplai pasokan global perlahan membaik.

Baca Juga: Karena Wabah Virus Corona (Covid-19), Penjualan Suplemen Meningkat

Sebagai produsen packaging (kemasan) obat, IGAR diketahui memaksimalkan penggunaan bahan baku utamanya, aluminium foil. Mengintip laporan keuangan kuartal-III tahun lalu, pemasok bahan baku perseroan terbesar berasal dari PT Alumindo Light Metal Industry Tbk dan CNBM Corporation Indonesia.

Pembelian dari kedua pemasok turun 31% year on year menjadi Rp 122 miliar di kuartal ketiga tahun 2019 kemarin. Sebelumnya manajemen sempat mengatakan tren kemasan obat yang diinginkan pelanggan saat ini lebih ekonomis dengan bahan yang tidak terlalu tebal, tampaknya hal itu turut memicu pengurangan pembelian bahan baku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .