JAKARTA. PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) mengadakan pelatihan kepada tiap perusahaan pialang berjangka sebelum meluncurkan produk baru Indonesia Government Bond Futures (IGBF). Peserta yang lulus ujian akan mendapatkan referensi untuk mentransaksikan IGBF. Plt Direksi BBJ, Adler Manurung mengatakan, pelatihan ini penting bagi anggota pialang agar memahami produk IGBF. Pelatihan ini diselenggarakan selama dua hari mulai Selasa (5/6) sampai Rabu (6/5). “IGBF ditargetkan launching pada akhir bulan Mei ini, setelah melewati tahapan izin dari Bappebti, pelatihan Anggota Bursa, simulasi pre-launch, serta sosialisi lanjutan untuk perusahaan Asuransi, Bank, Fund Manager, Dana pensiun, Sekuritas, dan asosisasi industri bank/ non bank,” terang Adler melalui keterangan pers yang diterima KONTAN, Rabu (6/5). Kedepannya, IGBF memiliki prospek yang cukup bagus mengingat pemerintah terus meningkatkan penerbitan jumlah obligasi. RAPBN 2015 dicantumkan bahwa obligasi pemerintah diterbitkan Rp 250 triliun, dan ini merupakan sumber transaksi. Sementara asing memegang obligasi pemerintah sebesar Rp 500 triliun. Adler bilang, sudah banyak permintaan asing agar ada alternatif bond futures. Adapun keuntungan yang diharapkan investor dari investasi dalam bentuk obligasi adalah peluang untuk mendapatkan tingkat pengembalian (imbal hasil/pendapatan) yang lebih tinggi dari deposito. Investor di Indonesia lebih menyukai obligasi pemerintah dibandingkan dengan obligasi perusahaan swasta karena resikonya sangat kecil. Resiko yang dimaksud adalah resiko gagal bayar. Minat masyarakat terhadap obligasi inilah yang ditangkap BBJ, dan dikembangkan menjadi produk futures. BBJ berharap produk ini dapat menjadi salah satu alternatif masyarakat untuk bertansaksi maupun berinvestasi melalui BBJ. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
IGBF diluncurkan akhir Mei, BBJ gelar pelatihan
JAKARTA. PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) mengadakan pelatihan kepada tiap perusahaan pialang berjangka sebelum meluncurkan produk baru Indonesia Government Bond Futures (IGBF). Peserta yang lulus ujian akan mendapatkan referensi untuk mentransaksikan IGBF. Plt Direksi BBJ, Adler Manurung mengatakan, pelatihan ini penting bagi anggota pialang agar memahami produk IGBF. Pelatihan ini diselenggarakan selama dua hari mulai Selasa (5/6) sampai Rabu (6/5). “IGBF ditargetkan launching pada akhir bulan Mei ini, setelah melewati tahapan izin dari Bappebti, pelatihan Anggota Bursa, simulasi pre-launch, serta sosialisi lanjutan untuk perusahaan Asuransi, Bank, Fund Manager, Dana pensiun, Sekuritas, dan asosisasi industri bank/ non bank,” terang Adler melalui keterangan pers yang diterima KONTAN, Rabu (6/5). Kedepannya, IGBF memiliki prospek yang cukup bagus mengingat pemerintah terus meningkatkan penerbitan jumlah obligasi. RAPBN 2015 dicantumkan bahwa obligasi pemerintah diterbitkan Rp 250 triliun, dan ini merupakan sumber transaksi. Sementara asing memegang obligasi pemerintah sebesar Rp 500 triliun. Adler bilang, sudah banyak permintaan asing agar ada alternatif bond futures. Adapun keuntungan yang diharapkan investor dari investasi dalam bentuk obligasi adalah peluang untuk mendapatkan tingkat pengembalian (imbal hasil/pendapatan) yang lebih tinggi dari deposito. Investor di Indonesia lebih menyukai obligasi pemerintah dibandingkan dengan obligasi perusahaan swasta karena resikonya sangat kecil. Resiko yang dimaksud adalah resiko gagal bayar. Minat masyarakat terhadap obligasi inilah yang ditangkap BBJ, dan dikembangkan menjadi produk futures. BBJ berharap produk ini dapat menjadi salah satu alternatif masyarakat untuk bertansaksi maupun berinvestasi melalui BBJ. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News