KONTAN.CO.ID - Perusahaan insurtech full-stack regional, Igloo, bermitra dengan DANA, penyedia dompet digital terkemuka di Indonesia untuk meluncurkan produk asuransi pribadi terbaru, Safe Dining Plan, yang melindungi konsumen dari risiko keracunan makanan. Produk ini dapat diakses konsumen secara mudah dengan melakukan pembelian saat melakukan pembayaran melalui DANA QRIS. Preminya juga sangat terjangkau, yaitu sebesar Rp300, dan mencakup perlindungan hingga maksimal Rp500.000. Sedangkan klaim asuransi hanya memerlukan kartu identitas dan bukti pembelian obat Pengembangan produk ini didorong oleh hasil survey Rakuten Insight Center yang menyatakan sebanyak 43 persen orang Indonesia memutuskan untuk makan di luar rumah beberapa kali dalam seminggu. Laporan lain dari Rakuten juga mencatat sebanyak 79 persen orang Indonesia lebih memilih untuk makan atau jajan di kedai kaki lima daripada makan di rumah. Peningkatan tren konsumsi makanan kaki lima ini juga meningkatkan risiko untuk konsumen. Laporan tahunan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan jajanan kaki lima selalu masuk posisi tiga besar penyebab kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan tahun 2017 hingga 2021. Data menunjukkan lebih dari 23 persen dari total KLB keracunan pangan yang terjadi pada tahun 2019 hingga 2022 berasal dari kasus jajanan kaki lima.
Igloo Gandeng DANA, Hadirkan Asuransi Safe Dining Plan untuk Konsumen Indonesia
KONTAN.CO.ID - Perusahaan insurtech full-stack regional, Igloo, bermitra dengan DANA, penyedia dompet digital terkemuka di Indonesia untuk meluncurkan produk asuransi pribadi terbaru, Safe Dining Plan, yang melindungi konsumen dari risiko keracunan makanan. Produk ini dapat diakses konsumen secara mudah dengan melakukan pembelian saat melakukan pembayaran melalui DANA QRIS. Preminya juga sangat terjangkau, yaitu sebesar Rp300, dan mencakup perlindungan hingga maksimal Rp500.000. Sedangkan klaim asuransi hanya memerlukan kartu identitas dan bukti pembelian obat Pengembangan produk ini didorong oleh hasil survey Rakuten Insight Center yang menyatakan sebanyak 43 persen orang Indonesia memutuskan untuk makan di luar rumah beberapa kali dalam seminggu. Laporan lain dari Rakuten juga mencatat sebanyak 79 persen orang Indonesia lebih memilih untuk makan atau jajan di kedai kaki lima daripada makan di rumah. Peningkatan tren konsumsi makanan kaki lima ini juga meningkatkan risiko untuk konsumen. Laporan tahunan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan jajanan kaki lima selalu masuk posisi tiga besar penyebab kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan tahun 2017 hingga 2021. Data menunjukkan lebih dari 23 persen dari total KLB keracunan pangan yang terjadi pada tahun 2019 hingga 2022 berasal dari kasus jajanan kaki lima.