KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Perusahaan asuransi digital, Igloo Insurtech mencatat sejak 2019 hingga 2022 telah mengalami pertumbuhan Gross Written Premium (GWP) alias premi bruto sebesar 30 kali lipat. Country Lead Indonesia Igloo insurtech, Henry Mixson menyatakan bahwa dari tahun ke tahun GWP Igloo tumbuh sebesar tiga kali lipat, dan di tahun 2024 mendatang perusahaan menargetkan pertumbuhan yang sama. “Berarti kalau dari 2019 ke 2024 nanti sudah lebih dari 100 kali lipat pertumbuhannya. Jadi betul pertumbuhan insurtech itu sangat-sangat pesat di Indonesia,” ujarnya saat ditemui KONTAN, di Jakarta, Kamis (19/10).
Baca Juga: Bisnis Insurtech di Indonesia Punya Prospek Cerah, Begini Strategi Pemainnya Henry mengungkapkan bahwa pihaknya tidak bisa membagikan besaran nilai premi perusahaan, dan hanya bisa memberikan kepada para investor Igloo yang kebanyakan berada di Singapura. Namun, Henry menyatakan bahwa Igloo insurtech terus membuka investasi untuk perkembangan perusahaan. Dari berdiri hingga saat ini Igloo telah mencetak ratusan juta premi. “Jumlah polis kita lebih dari 300 juta polis hingga saat ini,” ungkapnya. Henry menambahkan, pihaknya sudah menyiapkan strategi yang bakal dilancarkan di tahun mendatang. Menurutnya, masyarakat Indonesia masih nyaman dengan adanya agen asuransi, untuk itu pihaknya bekerja sama dengan para mitra dalam menawarkan asuransi salah satunya lewat aplikasi Ignite. “Makanya kita punya mitra-mitra Ignite yang memang bisa menjelaskan kepada mereka baiknya membeli asuransi yang mana. Kita masih terus berkembang, contohnya aplikasi Ignite itu tadinya lebih simpel sekarang kita buat lebih oke, salah satunya bisa lihat invoice asuransi secara langsung,” tambahnya.
Baca Juga: Igloo Gandeng DANA, Hadirkan Asuransi Safe Dining Plan untuk Konsumen Indonesia Untuk diketahui, Igloo sendiri merupakan insurtech yang berdiri sejak tahun 2016, di mana sebelumnya bernama Axinan. Igloo merupakan insurtech regional full-stack pertama yang memanfaatkan data dan teknologi untuk mengembangkan asuransi mikro agar dapat diakses dan terjangkau oleh semua orang. Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyebut industri insurtech di Indonesia memiliki potensi yang menarik ke depan. Pasalnya, industri asuransi Indonesia tengah mengalami kemajuan digitalisasi yang signifikan. Ketua Umum AAUI, Budi Herawan menyampaikan bahwa digitalisasi menyediakan produk asuransi yang terjangkau dan mudah diakses bagi pelanggan di seluruh Indonesia. Dengan begitu, kehadiran insurtech bisa menjangkau potensi ini.
Baca Juga: Igloo Selesaikan Pendanaan Seri B Senilai USD 46 Juta dan Tunjuk Country Manager Baru “Insurtech di Indonesia diperkirakan akan tumbuh empat kali lipat selama 2021-2026 dan mencapai ukuran premi bruto yang bernilai miliaran dolar,” ujarnya di acara Indonesia Rendezvous 2023, di Nusa Dua, Bali, Kamis (12/10). Budi menjelaskan, pasar insurtech di Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan didorong peningkatan kesadaran akan meningkatnya digitalisasi, penawaran harga yang kompetitif dan saluran distribusi yang efisien. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli