KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) ditutup melemah 0,40% ke 5.571,66 pada Jumat (20/11). Dalam sepekan, IHSG masih tercatat naik 2,03%. Hans Kwee, Direktur Anugerah Mega Investama mengatakan, meningkatkan kasus covid 19 di beberapa negara disertai mulai turunnya optimisme vaksin covid 19 membuat pasar saham akan konsolidasi melemah. "Ditambah masalah stimulus dan pasar keuangan yang naik banyak beberapa pekan terakhir sehingga membuka koreksi sehat IHSG," kata Hans dalam riset, Minggu (22/11).
Support IHSG berada di level 5.541 sampai 5.462. Sedangkan
resistance di level 5.628 sampai 5.657. Hans mengatakan, sejumlah sentimen akan memengaruhi pergerakan IHSG pada sepekan ke depan.
1. Minggu lalu pasar sangat positif akibat kemajuan efektivitas vaksin covid 19. Data final vaksin Covid 19 yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech menunjukkan efektif 95% mencegah virus tersebut. Moderna juga merilis data awal bahwa vaksinnya menunjukkan efektivitas 94,5%. Rusia mengklaim vaksin eksperimental dari hasil uji coba tahap akhir dengan jumlah pengujian besar efektif lebih dari 90%. Vaksin menimbulkan harapan ekonomi dunia akan segera pulih di semester kedua 2021.
Baca Juga: Pemangkasan suku bunga acuan menjadi sentimen positif bagi emiten properti 2. Vaksin Covid 19 dari Moderna memberikan harapan yang lebih besar karena dapat tetap stabil pada suhu 36 hingga 46 derajat Fahrenheit. Suhu ini merupakan suhu standar lemari es rumah atau medis dan dapat disimpan hingga 30 hari. Bila suhu minus 4 derajat Fahrenheit maka vaksin ini dapat disimpan hingga enam bulan. Sebelumnya Vaksin Pfizer membutuhkan suhu penyimpanan minus 94 derajat Fahrenheit, sehingga akan mempersulit pendistribusian vaksin. Harapkan vaksin yang efektif dan mudah distribusikan membawa harapan pandemi covid 19 akan berlalu. 3. Hasil uji coba vaksin beberapa perusahaan di atas akan diserahkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM (FDA) Amerika Serikat (AS) untuk disetujui. Pfizer telah mengumpulkan data keamanan selama dua bulan dari 19.000 subjek studi yang diminta oleh FDA tetapi sampai saat ini masih meninjau hasil pengujian. Moderna masih menunggu lebih banyak data yang menunjukkan vaksin aman dan tinjauan peraturan di AS sebelum disahkan untuk penggunaan darurat pada bulan Desember. Akhir tahun ini Pfizer memperkirakan ada 50 juta dosis vaksin sedangkan Moderna ada 60 juta dosis vaksin tersedia. Vaksin baru tersedia untuk keperluaan darurat dan masih menunggu pengesahan untuk pemakaian umum dan masal.
Baca Juga: Sejumlah saham properti tumbang pada perdagangan Jumat (20/11) 4. Pasar saham naik akibat optimisme vaksin covid-19, terlihat aliran dana masuk ke pasar saham. Sektor yang naik terutama bank,
tours dan travel dan komoditas. Selain itu terlihat investor mulai beralih ke saham Asia Tenggara sebagai rotasi global dari sektor bernilai tinggi (
value) ke sektor yang bertumbuh (
growth). UBS Global Wealth Management menyarankan investor yang mencari imbal hasil tinggi harus beralih ke surat utang Asia dan
emerging markets di tahun depan. Nampaknya kenaikan pasar keuangan di Asia Tenggara termasuk Indonesia di tahun depan masih akan terjadi terutama bila vaksin efektif dan berhasil di distribusikan. 5. Di tengah harapan vaksin yang merupakan sentimen positif di jangka menengah panjang, terjadi lonjakan kasus covid 19 di beberapa negara. Di AS pekan ini terjadi kenaikan rata-rata mingguan 26 % kasus di bandingkan pekan sebelumnya. Di tengah peningkatan kasus terjadi pembatasan aktivitas sosial untuk menurunkan tingkat penyebaran. Bill de Blasio, Walikota New York City memerintahkan sekolah menghentikan pembelajaran tatap muka. Centers for Disease Control and Prevention menyarankan warga AS agar tidak bepergian untuk merayakan Thanksgiving. Hal yang hampir sama terjadi di beberapa negara Eropa mendorong potensi pertumbuhan negatif di kuartal keempat tahun 2020. Peningkatan langkah penguncian ekonomi dapat mengganggu proses pemulihan ekonomi dan menjadi sentimen negatif bagi pasar saham Dunia.
Baca Juga: IHSG diprediksi kembali ke level 6.000 pada 2021, simak rekomendasi saham berikut 6. Di tengah kenaikan kasus covid 19 nampaknya pasar keuangan memperhatikan masalah antara The Fed dan Departemen Keuangan terkait program kredit bantuan pandemi. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan program kredit bantuan pandemi sebesar US$ 455 miliar yang dialokasikan musim semi lalu di bawah undang-undang CARES harus dikembalikan ke Kongres untuk dialokasikan kembali sebagai hibah untuk perusahaan kecil. Program ini dianggap penting bagi bank Sentral dan bila dihentikan akan berdampak tidak baik bagi perekonomian. Ketika kasus infeksi baru covid-19 meningkat diikuti pembatasan kegiatan sosial dapat mendorong gelombang PHK baru dan perlambatan pemulihan ekonomi. Hal ini mengecewakan pelaku pasar keuangan yang berhadap The Fed dan Departemen Keuangan dapat bekerja sama mengatasi dampak pandemi yang akhir-akhir ini meningkat risikonya. 7. Konsumsi masyarakat atau rumah tangga menyumbang lebih dari setengah produk domestik bruto Indonesia menyusut 3,49% pada kuartal ketiga. Hal ini yang mendorong ekonomi ke dalam resesi untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade.
Bank Indonesia pada RDG November menurunkan BI7 DRRR menjadi 3.75% dari sebelumnya 4% untuk mendorong pertumbuhan kredit agar dapat menggerakkan perekonomian. Di triwulan keempat 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan berada di level -1% hingga 0,4%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diperkirakan akan berada di level -1,7% hingga 0,6%. Baru diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan membaik di tahun 2021 menjadi 4,5 % sampai 5,5 %. Tetapi hal ini sangat terpengaruh oleh vaksin covid 19.
Baca Juga: IHSG menguat 2,03% di pekan ini, market cap bursa naik Rp 126,93 triliun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati