KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal bergerak
mixed pada perdagangan Senin (2/6) besok. Asal tahu saja, IHSG parkir di level 7.175 di akhir perdagangan Rabu (28/5) kemarin. Selama sepekan, IHSG berhasil naik tipis 0,47%. VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi melihat, IHSG pekan lalu belum merespon atas volatilitas yang terjadi karena tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang sempat dibatalkan akhirnya dilanjutkan kembali. Namun, nilai tukar rupiah sudah terdepresiasi di akhir Mei ke level Rp 16.360 per dolar AS.
“Hal ini sudah berdampak pada bursa regional lain yang cenderung tertekan di akhir pekan lalu,” katanya kepada Kontan, Minggu (1/6).
Baca Juga: IHSG Berpeluang Sentuh Level 7.300 pada Juni 2025, Ini Sentimen Pendorongnya Sehingga, pada perdagangan Senin besok, IHSG diperkirakan bergerak
mixed cenderung melemah dalam rentang level
support 7.100 dan
resistance 7.240, dengan indikator RSI menunjukkan pelemahan keluar
overbought. MACD juga berpotensi terjadi
deathcross. Besok, pasar menantikan beberapa rilis data dalam negeri. Pertama, tingkat inflasi bulan Mei 2025 diperkirakan tumbuh melambat sebesar 1,9%
year on year (yoy). Kedua, PMI Manufaktur Indonesia diperkirakan tumbuh ke level 48, meskipun masih dalam zona kontraksi. “Sentimen tersebut cenderung direspon moderat oleh pasar,” katanya. Kemudian dari luar negeri, ada rilis data tenaga kerja AS yang melambat. Non-farm payroll (NFP) turun menjadi 130.000 penambahan pekerjaan, meski tingkat pengangguran diperkirakan tetap di level 4,2%.
Baca Juga: IHSG Perkasa di Sepanjang Mei 2025, Simak Deretan Saham yang Jadi Penopang Lalu, volatilitas pasar juga meningkat seiring dengan tensi antara pengadilan Federal dengan Trump terkait tarif resiprokal AS. Audi pun merekomendasikan
speculative buy untuk PT Bank Syariah Indonesia (BRIS) dan PT Avia Avian Tbk (AVIA). Untuk BRIS, level
support ada di Rp 2.900 per saham dan
resistance Rp 3.150 per saham. Untuk AVIA,
support di Rp 448 per saham dan
resistance Rp 500 per saham. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi, IHSG berpeluang menguat terbatas dengan
support 7.148 dan
resistance 7.204. Sentimen yang mempengaruhi diperkirakan yaitu perkembangan perang dagang AS.
“Seperti yang diketahui, terjadi tarik ulur pada pemerintahan AS akan hal ini,” ungkapnya. Lalu, rilis data Personal Consumption Expenditures (PCE) AS yang secara konsensus diperkirakan relatif melandai, serta rIlis data neraca dagang dan inflasi Indonesia yang diperkirakan melandai. Herditya pun menyarankan investor untuk mencermati saham PT Timah Tbk (TINS), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga masing-masing Rp 1.250 - Rp 1.300 per saham, Rp 5.525 - Rp 5.750 per saham, dan Rp 4.900 - Rp 4.990 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News