KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 3,84% ke level 6.23 pada akhir perdagangan Selasa (18/3). Namun IHSG sempat anjlok 6% pada sesi pertama hari ini. Alhasil, sistem perdagangan BEI, yakni JAST menerapkan pemberhentian sementara perdagangan alias trading halt selama 30 menit. IHSG menjadi satu-satunya indeks di kawasan Asia yang tertekan.
Ambil contoh, hingga akhir perdagangan Selasa (18/3), indeks asal Jepang Nikkei 225 menguat 1,29%. Kemudian asal Hong Kong, Hang Seng naik 2,56%. Baca Juga: Bos BEI Ungkap Sentimen Penyebab IHSG Ambles pada Perdagangan Selasa (18/3) Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan walaupun Price Earning (PE) dan Price Book Value (PBV) IHSG rendah, tetapi bursa lain tidak turun. Berdasarkan data Kiwoom Sekuritas, PE IHSG berada di 15 kali dengan PBV sebesar 1,8 kali. Sementara PE Jepang sebesar 19,2 kali dengan PBC senilai 1,9 kali. "Walaupun IHSG rendah dari Shanghai, Taiwan, Malaysia, India, Jepang, tapi tidak ada yang turun dalam seperti IHSG karena pemerintah yang lain itu lebih peduli dengan pasar sahamnya," ucapnya, Selasa (18/3). Bahkan, pemerintah di negara lain menyiapkan sejumlah paket stimulus untuk mendongkrak pasar sahamnya, seperti China. Sekadar mengingatkan, pemerintah China menggelontorkan stimulus CNY 800 miliar untuk mendukung likuiditas pasar modal pada September 2024. Dimana, CNY 500 miliar digunakan untuk pembiayaan fasilitas swap bagi broker dan fund manager. Kemudian CNY 300 miliar untuk fasilitas refinancing bagi perusahaan dan pemegang saham yang buyback. Baca Juga: IHSG Melorot 3,84% ke 6.223 pada Selasa (18/3), BRPT, MAPI, AMRT Jadi Top Losers LQ45 "Pihak regulator di sana bahkan juga mempelajari skema pendanaan dalam rangka stabilisasi harga saham," ucap Liza. Menurutnya, pemerintah Indonesia dan otoritas bursa dalam negeri tampaknya lupa berusaha untuk menciptakan iklim pasar modal yang lebih kondusif dan terstruktur. "Pemerintah juga penting untuk peduli terhadap posisi IHSG kita secara capital market sejatinya adalah representasi terdepan dari kondisi kesehatan para perusahaan di negara ini," kata Liza.