IHSG ancang-ancang ke area konsolidasi



JAKARTA. Mulai sepi pendorong, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan masuk masa konsolidasi dalam beberapa pekan mendatang. Penopang gerak IHSG, seperti laporan keuangan kuartal pertama dan pembagian dividen, hampir berakhir.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, menilai bahwa beberapa trigger positif yang masih tersisa adalah pembagian dividen. Usai pembagian dividen, biasanya, investor cenderung akan profit taking.

Memang masih ada kabar yang ditunggu-tunggu pelaku pasar, yakni pemeringkatan Standard and Poor's (S&P) atas Indonesia. Tapi, Hans menyatakan, investor akan cenderung berhati-hati. Hans memprediksi pelaku pasar akan cenderung ambil untung lebih dahulu, meskipun S&P menaikkan rating Indonesia ke level investment grade.


Hans masih yakin S&P akan menaikkan peringkat surat utang Indonesia. Ia beralasan, meski pada bulan-bulan terakhir pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia melambat, secara tahunan masih baik.

Isu politik juga sudah usai dengan berakhirnya pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. "Tapi memang ada sentimen luar negeri, seperti harga minyak yang kurang bersahabat, harga komoditas yang agak tertahan dan pekan ini agak sedikit konsolidasi," kata Hans kepada KONTAN, Minggu (7/5).

Bagi Hans, sidang Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama juga tak berdampak besar bagi pasar. Hanya saja bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti massa yang turun ke jalan, mungkin hal tersebut baru akan terpengaruh bagi pasar. Tapi sejauh ini beberapa demonstrasi berlangsung aman.

Tapi Kepala Riset Bahana Securities Harry Su menyatakan hasil sidang Ahok mungkin bisa berpengaruh ke pasar, karena pemeringkatan dari S&P masih lama. "Sentimen pasar lebih akan dipengaruhi oleh Ahok. Namun yang penting keamanan, Kalau aman, pasar seharusnya akan baik-baik saja," kata Harry kepada KONTAN, Minggu (7/5).

Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas, menilai pasar saham tengah minim sentimen lantaran menunggu kepastian investment grade dari S&P. "Kalau ada kenaikan, tidak akan signifikan, karena sentimen kuat seperti laporan keuangan sudah lewat dan hanya tersisa sentimen yang sifatnya umum," kata Reza pada KONTAN, Minggu (7/5).

Pasar memang menanti beberapa kabar emiten, seperti rights issue dan aksi korporasi lain. Perhatikan juga sentimen global seperti kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan hasil pemilu Prancis, yang bisa mempengaruhi pasar.

Harry menambahkan, faktor penggerak IHSG dari luar negeri yang mungkin berpengaruh kepada pasar adalah harga komoditas. Terutama jika harga minyak kembali anjlok.

Reza memperkirakan, pekan ini IHSG akan bergerak dengan kisaran support antara 5.658 dan 5.670. Sedang resistance IHSG berada di 5.726 dan 5.738.

Sedang Hans memprediksi, IHSG cenderung menguat terbatas pada kisaran ressistance di 5.696 dan 5.726. Lalu support berada di 5.659 dan 5.643.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia