KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,63% atau 47,74 poin ke 7.496,09 hingga akhir perdagangan Jumat (4/10). Dalam sepekan IHSG telah terkoreksi 2,61%. Pelemahan IHSG diprediksi akan berlanjut pada pekan depan. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan, untuk perdagangan Senin (7/10), IHSG masih rawan koreksi dengan support di 7.454 dan resistance di 7.510. Sentimen pergerakan IHSG pada Senin besok diperkirakan akan dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik Timur Tengah, pergerakan harga komoditas dunia, dan rilis data cadangan devisa Indonesia.
Baca Juga: Sepekan Terakhir, IHSG Tertekan Sentimen Negatif Untuk perdagangan pekan depan, investor dapat mencermati saham
PGEO dengan target harga Rp 1.185 - Rp 1.210 per saham,
PGAS Rp 1.535 - Rp 1.565 per saham, dan
DOID Rp 740 - Rp 760 per saham. Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat, IHSG akan bergerak di rentang 7.450 - 7.590 dengan potensi melemah pada perdagangan Senin (7/10) besok. Sentimen pendukung adalah adanya beberapa data penting dari sejumlah negara, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, China, dan Jepang. “Untuk sektor yang bisa dilirik pada pekan depan adalah energi berbasis minyak di tengah ketidakpastian geopolitik, dan juga emiten emas,” tuturnya. Mengulas perdagangan pekan lalu, Herditya melihat, pelemahan IHSG dalam sepekan didominasi oleh tekanan jual yang cenderung meningkat.
Baca Juga: IHSG Turun 0,63% ke 7.496 pada Jumat (4/10), MEDC, PGAS, PGEO Top Gainers LQ45 Dari sisi teknikal, pergerakan IHSG sedang berada di fase
downtrend. Herditya melihat, pergerakan IHSG dalam sepekan terakhir dipengaruhi beberapa hal. Di antaranya adalah masih terjadinya
outflow dari IHSG setelah beberapa waktu lalu China mengumumkan pemberian stimulus untuk menggerakkan perekonomiannya. Kedua, eskalasi geopolitik di Timur Tengah, yang mana hal tersebut diperkirakan menimbulkan dan meningkatkan kekhawatiran investor akan ketidakpastian ekonomi global. Ketiga, diperkirakan adanya pengalihan aset ke instrumen yang cenderung aman. “Keempat, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS),” ujarnya kepada Kontan, Jumat (4/10).
Sedangkan Nico melihat IHSG mengalami pelemahan pada pekan lalu karena naiknya tensi geopolitik yang memberikan ketidakpastian bagi global. Selain itu, stimulus yang diberikan oleh China juga membuat pelaku pasar dan investor asing cenderung untuk memilih berinvestasi di sana. ”Sebab, valuasi pasar sedang dalam keadaan murah ditambah dengan bukti stimulus akan pemulihan ekonomi di China,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (4/10). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi