IHSG Anjlok 6,1%, Wamen Investasi: Gak Ada Masalah, Market Itu Kondisional

IHSG Anjlok 6,1%, Wamen Investasi: Gak Ada Masalah, Market Itu Kondisional


KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Totodua Pasaribu buka suara terkait Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok pada hari ini, Selasa (18/3).

Seperti yang diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan trading halt setelah IHSG turun lebih dari 5%. Pada sesi pertama, IHSG melemah 395,87 poin atau 6,12% ke level 6.076,08. 

Totodua menegaskan bahwa kondisi pasar saham bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik global maupun domestik.


Baca Juga: IHSG Anjlok, Anggota DPR Datangi Kantor BEI, Ingin Beri Dukungan Positif

"Gak ada masalah. Yang namanya market kan kondisionalnya banyak," ujar Totodua kepada awak media di Jakarta, Selasa (18/3).

Kendati begitu, ia menekankan bahwa pemerintah tetap berkomitmen menjaga konsistensi dalam perencanaan dan eksekusi program, terutama dalam mendorong percepatan investasi.

"Pemerintah akan secara konsisten merencanakan dan melakukan beberapa percepatan-percepatan. Kita dalam  realisasi investasi, kemudian kita juga dengan adanya Danantara kita mau melakukan berbagai macam percepatan terhadap investasi itu sendiri," katanya.

Baca Juga: Istana Bantah Sri Mulyani Mundur, IHSG Mulai Bergerak Menanjak

Menurut Totodua, Indonesia memiliki sumber daya dan potensi pasar yang besar, serta posisi strategis di kancah global. 

Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya menjaga konsistensi dalam implementasi program ekonomi dan investasi yang telah dirancang pemerintah.

"Jadi yang paling penting itu adalah konsistensi dalam pelaksanaan program yang sudah dicanangkan dan direncanakan," pungkas Totodua.

Selanjutnya: Robert Kiyosaki Peringatkan Kehancuran Pasar, Lebih Parah Dibanding Tahun 1929

Menarik Dibaca: Lagi, Harga Emas Mengukir Rekor All Time High, Bertengger di Atas US$ 3.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih